Selasa, 18 Oktober 2011

Puisi Remaja

Oh Ibuku
 
Perpisahan
Kata ini selalu membuatku sedih
Bila mengingatnya
Kalau boleh aku meminta
Perpisahan ini jangan pernah terjadi
Aku tidak mau sedikitpun
Berpisah dengan bulan yang selalu
Hadir dimalam gelapku
Oh….Ibu
Betapa pilunya hati ini
Bila mengingat wajahmu
Wajah yang selalu membawa keteduhan
Ibu, Aku rapuh tanpamu
 

Cerpen Remaja Islami: Susahnya Ungkapkan Cinta

Cerpen Remaja Islami
 
SUSAHNYA UNGKAPKAN CINTA
Suara kicauan burung dan segarnya udara dipagi yang indah itu menambah keceriaan matahari menampakkan sosoknya yang begitu berani. Sosok yang menghangatkan semua makhluk yang merasakan kehadirannya. Pagi yang indah itu akan sirna dikala banyaknya kendaraan yang memadati jalanan. Kendaraan yang mengeluarkan suara bising ditambah lagi dengan polusi yang menyesakkan dada.
Tapi bagi Rafky pagi ini adalah pagi yang indah karena matanya kembali menangkap wajah yang beberapa hari ini telah mengusik pikirannya. Wajah yang begitu teduh dan cerah seperti sinar matahari pagi. Rafky terus menatap cewek yang mempunyai wajah teduh didepannya. Walaupun jaraknya agak jauh tapi bagi Rafky, ia begitu dekat dengan si empunya wajah. Dia membayangkan seandainya cewek itu menjadi wanitanya maka ia tak akan menyia-nyiakannya. Dia senyum sendiri membayangkan itu semua. Untuk beberapa saat Rafky terdiam memperhatikannya wanita tersebut. Tapi untungnya Rafky segera menyadari bahwa tindakannya akan membuat teman-temannya : Denis dan Arsyil curiga. Dia segera merubah pandangannya kearah seluruh penghuni kafe dan kearah Denis dan Arsyil. Ternyata Denis dan Arsyil lagi asyik dengan sarapannya. Kafe Ceria emang terkenal dengan aneka makanannya dan murah meriah, suasananya yang nyaman bikin anak-anak betah berada disana. Hal ini juga dirasakan oleh Rafky dan gengnya sehingga mereka menjadi pelanggan tetap bahkan udah nempel kayak perangko.
Tiba-tiba cewek berjilbab dan berwajah teduh itu bangkit dari tempat duduknya dan menuju kasir dan berjalan keluar kafe dan melewati meja tempat Rafky dan teman-temannya sarapan. Secara spontan Rafky berkata
wow that is a beautiful girl”. Kata Rafky sambil menatap seorang gadis yang lewat didepannya.
Teman-temannya, Denis dan Arsyil langsung melihat tatapan Rafky. Mereka bingung.
“Ky, lu gila atau kehabisan obat. Cewek kayak gitu lu bilang cantik, oh my god” kata Arsyil sambil memegang jidatnya.
Tiba-tiba, lewat cewek cantik dan seksi sambil tertawa renyah. Denis menunjuk cewek itu.  “itu baru namanya cewek cantik”
Rafky menjawab sambil mencibir “bagi gue, cewek itu biasa aja coz menang di bodi doank.” Arsyil menengahi adu mulut tersebut
“ stop…stop…gue dukung pendapat Denis 100 persen tapi bisa lu jelasin kenapa lu bilang cewek berjilbab tadi cantik coz biasanya selera makanan dan urusan cewek kita selalu kompak, kok sekarang lu berubah haluan.”
“Ok gue jelesin. Dengarkan baik-baik : first, gue udah bosan liat cewek kayak gitu, kalau cewek yang satu ini memiliki wajah yang teduh dan tenang. Second, her performance is good. Maksud gue penampilannya enak aja dilihat.longgar dan nyantai. And the third, ramah ma semua orang.” Kata Rafky sambil senyum-senyum
“ya Ky, tapi kami heran aja. Kok lu bisa tahu semua tentang cewek aneh itu. Jangan-jangan lu sudah lama memperhatikannya” tambah Denis lagi.
”Yuph frankly gue suka ma dia, cuma gue malu mengakuinya didepan kalian coz dia beda banget dibanding mantan-mantan gue.” Rafky
“ha…apa??? lu suka ma cewek itu?? oh my gosh kayaknya dunia mau kiamat ni” Denis sambil meledek cewek berjilbab tadi.”
“gue jadi tambah bingung, bisa lu jelesin secara detail?” Arsyil
“Ok gue akan menjelaskannya kapan pertama kali gue  ketemu ma dia tapi sebelum gue cerita ada dua syarat yang harus kalian penuhi. Pertama, kalian jangan pernah lagi bilang dia itu cewek aneh dan yang kedua, kalian harus mendengarkan dengan baik dan tidak ada komentar sebelum gue selesai menceritakannya. Gimana?
” Ok, kami setuju” kata Denis mewakili Arsyil.
Dua hari yang lalu. gue pergi ke toko buku untuk membeli komik inuyasha edisi terbaru. Pas gue lagi asyiknya memilih komik, tiba-tiba ada seorang cewek berjilbab menghampiri rak buku dekat gue. Dan mengambil komik inuyasha juga yang edisi terbaru. after that, dia langsung bayar kekasir. yang gue herankan, masa’ cewek berjilbab juga suka baca komik. Komik Inuyasha lagi”
“y tak apa-apa toh, dia juga manusia dan dia juga masih remaja kayak kita kan. Wajar donk” kata Denis sambil menyela cerita Rafky. Rafky hanya diam tanpa kata. Kayak lagunya D’Masive aja ya, hehe....Denis langsung sadar dan minta maaf kepada Rafky coz kebiasaan Rafky adalah dia akan berhenti bicara kalau ada yang menyelanya kecuali orang itu minta izin dulu kepada dia.
“bisa gue lanjutkan” Rafky
“sok atuh” Kata Arsyil nyengir kearah Denis.
“awalnya sih gue juga mikir kayak lu Den, tapi ada satu peristiwa yang membuat gue ingat terus ma dia. Pas dilampu merah, gue melihat dia lagi bantuin nenek menyebrang. Saat itu hati gue langsung berkata. cewek ini benar-benar mulia hati nya sama dengan keteduhan wajahnya. Gue jadi lamunin dia. Tapi klakson mobil dibelakang menyadarkan gue dari lamunan. Gue langsung tancap gas, tapi gue masih melihat dia dari kaca spion.
“Ky boleh gue menyela sebentar gak?” Arsyil
Anggukan Rafky tanda setuju. “bagi gue itu belum bisa dikatakan istimewa coz gue juga pernah lihat kejadian seperti itu. Tapi yang bantuinnya bukan cewek seh tapi kakek-kakek ”
“ya iya lah gak istimewa, jangan-jangan kakek itu suaminya si nenek” jawab Denis
“kayaknya iya Den” jawab Arsyil lugu
“dasar lu ye…” balas Denis sambil menjitak kepala Arsyil. Arsyil meringis sakit. Dan Rafky senyum-senyum melihat tingkah teman-temannya.
“udah-udah stop berantemnya, menurut lu berdua apa yang harus gue lakukan?” Rafky
“Kalau menurut gue sih, pertama lu so pasti harus penjajakan dulu ma dia trus baru dech saying your love to her. Seperti biasa yang lu lakukan ma mantan-mantan lu. biasanya lu pedekate paling lama sebulan setelah itu cewek pasti klepek-klepek ma lu” Denis
 “itu gue juga udah tahu Den, gue pengen yang beda ma dia karena gue udah jatuh cinta ma dia. Lu berdua bisa bantu gue kan? ”
so pasti bisa donk, gak mungkin kan sebagai teman kami gak bantu  apalagi soal mengejar cinta. Ya gak Den?” Kata Arsyil dengan semangat 45 nya
that’s right, betul banget. Tumben lu pintar Syil. Kesetrum apa lu tadi.” Denis. He…he…. Langsung Rafky dan Denis tertawa berbarengan melihat ekspresi wajah bulat Arsyil yang sumringah. kalau melihat Arsyil senyum mukanya jadi tambah lucu, menggemaskan.
                                   JJJ
Besoknya, mereka bertiga mulai membuat strategi jitu agar mendapatkan banyak informasi. Denis ditugaskan ngikutin cewek berjilbab itu mulai dari cewek tersebut pulang kuliah sampai pulang kerumah. Tugas Denis dimulai hari ini, Sedangkan tugas Arsyil dimulai besok pagi karena mendapat tugas mencari biodata cewek itu dan semua kegiatan yang dia ikuti dikampus.
Setelah perkuliahan selesai Denis memulai misinya, dia membawa teropong yang dia pinjam dari anak Mapala, tau kan Mapala tu apa?. Itu lho mahasiswa yang suka menaklukan alam. Denis mulai mempersiapkan kebutuhan untuk jaga-jaga, mulai dari bawa minuman ampe bawa snack (Ini mau buntutin orang atau pergi hiking  ya). Rafky dan Arsyil sampai bingung dibuatnya. Tapi Rafky berpikir lagi, gak apa-apalah yang penting dia bisa mendapatkan informasinya. Setelah persiapannya klop dia segera meluncur ke parkiran untuk mengambil motor bututnya. Denis memang beruntung karena diparkiran cewek itu sudah ada didekat mobil putihnya. Sepertinya dia akan pulang karena cewek itu mengeluarkan kunci mobil dan meraih gagang pintu mobil, itu menurut penafsiran sementara Denis (sok dramatis banget ya kata-katanya) . Tak lama mobil itu meluncur dengan tenang ke arah jalan raya. Denis  segera mengambil motor bututnya dan mengejar mobil itu. Diperjalanan Denis berpikir kalau saja mobil itu berjalan dengan kecepatan tinggi Denis pasti tidak akan bisa mengejarnya maklum motor Denis sudah tua. Ketika Denis sibuk dengan pikirannya tiba-tiba motornya mogok. Denis kaget dan kesel karena misinya gak sesuai dengan rencana awal. Lalu Denis berkata kepada motor bututnya
“ayolah sayangku, cintaku jangan ngambek donk gue kan mau bantuin Rafky untuk mendapatkan informasi tentang cewek itu” Ajaib memang kata-kata Denis, motor bututnya tiba-tiba hidup ( jangan-jangan motor butut Denis cemburu kali ya liat Denis buntutin mobil cewek itu, apalagi cewek itu kan cantik. Hehe….Mang ada hubungannya ya. Auk ah, lanjutin lagi ya bacanya). Dengan semangat Denis melanjutnya perjuangannya tapi dia kehilangan jejak mobil cewek berjilbab tersebut. Denis menyadari kebodohannya karena dia tadi sibuk dengan motornya dan lupa memperhatikan arah mobil itu melaju. Memang dia apes banget hari ini, ditambah lagi cuaca panas yang menyengat. Dia lalu meminggirkan motornya dan mengambil minuman yang ada didalam tasnya.
“ wah..lega banget rasanya setelah minum, untung aja gue ingat bawa air jadi gak perlu beli dan bisa irit juga. Maklum anak kost. Hehe…” katanya dalam hati menyadari kepintarannya
Tiba-tiba ada cewek berjilbab yang membeli air dikios kecil tak jauh dari tempat Denis. Cuma dihalangi oleh satu mobil. Dia lalu berkata lagi dalam hatinya
“Pasti cewek itu kehausan juga coz cuaca memang lagi gak bersahabat” Tapi cewek itu masuk kedalam mobil putih. Dia kembali berbicara dengan hatinya, “gak mungkinlah dia kepanasan, wong dia bawa mobil sebagus itu pasti ada ACnya donk. Mungkin aja dia lagi haus. Tapi kok rasanya gue kenal dengan cewek itu.” Dia langsung memukul jidatnya dan berkata
 “itu kan target gue, duh.. kok jadi ketularan Arsyil gini sih, apa karena gue sekamar ma dia. Tauk ah… nanti aja gue pikirin lagi coz yang penting sekarang adalah mengejar mobil cewek itu”
Kali ini Denis benar-benar kaget soalnya cewek kemana-mana bawa mobil masa’ singgah ke perumahan kumuh seperti ini.
“Apa jangan-jangan dia pura-pura jadi orang kaya” Denis mulai mengeluarkan prasangka buruknya. Sedangkan iblis disampingnya membetulkan kata-katanya (kejam banget ya iblisnya).
Denis memakirkan motornya agak jauh dari tempat cewek tesebut berhenti. Sebelum cewek itu masuk kesebuah rumah yang sangat kecil Denis bertanya kepada bapak-bapak yang lewat di sampingnya.
“pak, cewek berjilbab itu tinggal dirumah itu ya pak?”
“gak mungkinlah mas dia tinggal didaerah seperti ini, dia kan anak orang kaya. Dia cuma mampir aja dan biasanya dia mengajar anak-anak putus sekolah dibawah tenda darurat disana” seraya bapak-bapak itu menunjuk ketempat yang dimaksud.
“O gitu, makasih ya pak”
Betul apa yang dikatakan bapa-bapak tadi. Selang beberapa menit kemudian, cewek berjilbab itu keluar dari rumah tersebut menuju tenda darurat dan diikuti oleh anak-anak kecil yang kumal. Ternyata dugaan Denis salah, Dia berdecak kagum melihat cewek itu mengajar anak-anak yang kumal itu. Segera dia menulis dibuku detektifnya.
Sorenya baru cewek itu pulang kerumahnya. Rumahnya besar banget ditambah lagi halaman yang luas seluas lapangan bola kaki. Pembantu cewek itu lalu tergopoh-gopoh membukakan gerbang rumahnya. Setelah cewek itu masuk kerumahnya, tanpa membuang-buang waktu lagi, Denis langsung menghampiri pembantu cewek berjilbab itu. Pembantu itu ge-er ketika Denis mendekatinya, apalagi wajah Denis bisa dikategorikan lumayan keren.(Sorry ya Den bukannya gue gak mau muji lu banyak-banyak tapi wajah lu belum bisa mengalahkan Kim Bum. Itu tu personil BBF he…he...)
“maaf mas, cari siapa ya? Apa mas nyari saya, tapi maaf ya saya gak kenal ma sampeyan” Tanya pembantu itu sambil cengar-cengir kearah Denis
“siapa yang mau nyariin lu, pede amat sih jadi orang, ngaca dulu donk.”ucap denis dalam hati, tentu saja kata-kata ini gak dikeluarinnya. Bisa-bisa nanti dia gak dapat informasi. Kalau bukan karena misinya, dia gak akan mau deketin pembantu centil ini. Dengan gaya pura-pura sopan dia menjawab(karena sebenarnya Denis geram melihat tingkah pembantu centil itu)
“gak kok mbak, saya cuma mau tanya tentang cewek yang keluar dari mobil tadi.  Apa dia adiknya mbak? soalnya mbak mirip banget ma dia (padahal wajah pembantu itu jauh banget dibanding wajah cewek berjilbab tadi)”
“Ah mas bisa aja, dia kan anak yang punya rumah ini, saya cuma pembantu disini. Maklum orang susah tapi saya jujur lho mas” kata pembantu seraya mencubit pinggangnya Denis. Denis jadi ilfil melihat tingkah pembantu itu. “udah tau orang susah masih aja centil kayak gitu” kata Denis membatin.
“Dia masih kuliah kan? Trus apa-apa aja kegiatan dia selain kuliah. Mmbak pasti tau donk, mbak kan pembantunya” Ujar Denis
“Ya iyalah saya tau, tapi saya dapat apa kalau saya memberi tahu mas”
Denis bingung, ini pembantu mafia juga otaknya. Tapi Denis punya ide brilliant
“aman aja mbak, nanti saya kasih mbak hadiah spesial dari saya. Tapi mbak harus memberi saya informasi lengkap tentang dia”
“Ok tapi mas pegang janji ya”
“ya” kata Denis mulai kesel
“Dia memang masih kuliah mas, sekarang dia tingkat 2 kayaknya dia seumuran mas. Kalau kegiatan dia sepulang kuliah, mengajar anak-anak yang putus sekolah diperumahan kumuh. Dia anak satu-satu nya dan sangat disayangi oleh bapak dan ibu. Tapi dia mandiri lho mas ditambah lagi baik banget sama semua orang. Saya aja gak pernah dibentak-bentaknya. Saya benar-benar nyaman bekerja dirumah ini. Beda banget ma tempat saya bekerja dulu…”
Denis segera memotong perjelasan mbak tadi soalnya kalau kelamaan takutnya ada yang curiga ma dia.
“O gitu ya mbak, makasih ya mbak informasinya” kata Denis langsung tancap gas tanpa mempedulikan panggialn dari si mbak tadi.
“Mas…mas…tunggu dulu, mana hadiah buat saya tadi”
Denis merasa informasinya udah lengkap dan dia juga udah capek maka dia segera  pulang kekost nya. Sesampai dikost dia menulis semua informasi tersebut dalam buku detektifnya coz kalau gak ditulis takutnya nanti lupa.
    JJJ
Besoknya, giliran Arsyil yang membuntuti cewek berjilbab itu. Arsyil beruntung sekali soalnya dia gak ada kelas hari ini. Jadi dia bebas membuntuti cewek tersebut tanpa ada beban. Kalau masalah kuliah Rafky, Denis dan Arsyil gak pernah ketinggalan karena bagi mereka itu adalah bekal buat masa depan meraka (cie…te o pe be ge te ya prinsipnya). Balik lagi ke misi Arsyil tadi. Ternyata cewek itu sudah berada dikelasnya dan kayaknya cewek itu siap-siap mau keluar. Arsyil mengambil buku dalam tasnya dan pura-pura baca buku agar cewek itu nggak curiga. Cewek itu keluar dari kelasnya dan berjalan menuju perpustakaan. Arsyil terus membuntutinya dan sesekali menulis didalam buku detektifnya Denis.  Ternyata satpam di pos jaga mulai curiga  dengan gerak geriknya Arsyil gara-gara  membuntuti cewek itu tapi untungnya dia gak ketahuan. Biar gak ketahuan dia pura-pura mengambil hp dalam tasnya dan sibuk menekan-nekan tombol seakan mau membalas sms. Sialnya, dia malah kecebur ke got gara-gara nggak melihat got didepannya. Satpam yang tadi ngeliatin Arsyil ketawa terpingkal-pingkal. Dia jadi malu dan bête berat hari itu tapi demi Rafky, dia lanjutin perjuangannya walaupun sepatunya juga udah basah. Dia menunggu cewek tadi diluar perpustakaan dan Arsyil berharap cewek itu pulang agar tugas nya selesai tapi Arsyil salah, cewek itu ternyata pergi ke sekretariat Hima (Himpunan Mahasiswa). Cewek itu nggak keluar-keluar dari ruangan itu terpaksa Arsyil menunggu cewek itu diluar sambil duduk (duh.. kacian ya Arsyil). Beberapa jam kemudian barulah cewek itu keluar menuju tempat parkir. Baru lah Arsyil tenang karena tugasnya udah selesai. Tapi ada yang dia lupakan, segera dia menuju ruang ADM untuk mencari biodata si cewek. Setelah selesai menyalin biodata cewek itu barulah dia pulang dengan wajah 4L : Laper,lemah,lesu dan lunglai.
                                                               JJJ
Setelah dua hari mereka mengikuti cewek itu, Denis dan Arsyil sudah mendapatkan semua informasi tentang cewek itu. Paginya, Denis langsung menyerahkan kepada Rafky
“Ky, ini semua informasinya sudah gue tulis dalam kertas dan lengkap dengan alamatnya”. Rafky senyum puas mengambil kertas yang dipegang oleh Denis sambil berkata “ Thank’s bro…Oh ya, lu gimana Syil?”
“Udah donk, pi gue dapat accident kecil kemaren.  Lalu Arsyil menceritakan kejadian yang dia alami kemaren. Selesai mendengar cerita Arsyil, Rafky dan denis langsung mengeluarkan ketawanya yang ketahan dari tadi.
“ha..ha… lu keren banget Syil, patut kita rayain ni. Ya gak Ky??” Denis
“Betul banget, nanti habis kuliah Mr Edward. we go to caffe, gue bakal traktir kalian coz kalian udah menjalankan misi dengan baik. And once more, thank’s a lot.” Rafky
“Ok’s banget itu Ky” kali ini Arsyil yang bersuara.
Rafky lalu membaca semua informasi tentang cewek misterius itu. “oh ternyata namanya Quinsha Pertiwi, keren juga namanya”
              JJJ
Selesai kuliah Mr Edward mereka langsung menuju kantin. Setiba  dikantin, mereka langsung memesan makanan kesukaannya mereka yaitu mie ayam plus bakso. Kalau masalah makanan mereka sih kompak banget tapi dalam belajar mereka beda 180 derajat. Kalau Arsyil suka hitung-hitungan seperti statistic. Sebenarnya Arsyil mau ngambil jurusan matematika tapi karena dia lulus jurusan bahasa inggris. Jadi mau gak mau dia harus ngambil coz dia mahasiswa PBUD sedangkan Denis suka speaking dan listening.  dan Rafky lebih  suka grammar. Walaupun kegemaran mereka beda tapi visi mereka sama yaitu cepat menyandang gelar sarjana. Juga kemampuan mereka dalam hal ngomong bahasa inggris gak bisa diragukan lagi. Ya ya lah mereka pintar ngomong bahasa inggris namanya juga mahasiswa bahasa inggris. Tapi yang paling menonjol adalah Denis.   
Ketika pesanan mereka datang, mereka langsung menyantapnya tapi ada yang menarik perhatian Rafky yaitu Quinsha. Quinsha lewat didepan Rafky dengan beberapa temannya. Kali ini Rafky berniat nyamperin Quinsha tapi Denis menahannya karena menurut Denis sekarang belum waktunya. Rafky mengikuti saran Denis, dia tidak jadi menghampiri Quinsha. Selesai makan mereka pulang kerumah masing-masing. Di kamar, Rafky kembali teringat Quinsha. Dia sudah berusaha menghapus bayangan Quinsha tapi dia tak bisa. Tiba-tiba dia teringat perkataan Denis.
“Ky, kalau kamu mau deketin Quinsha kamu harus mengikuti semua kegiatan dia setidaknya kegiatan dia yang dikampus, dengan cara itu kamu bisa sering ketemu ma dia” Rafky mempertimbangkan perkataan Denis. Setelah lama mempertimbangkannya akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti sarannya Denis. Langsung dia ambil hpnya dan menghubungi Denis.
“Den, Gue setuju dengan ide lu tadi. kapan bisa gue mulai?”
“gimana kalau besok pagi aja sekalian lu register” Denis
“Ok Den” kata Rafky mengakhiri panggilannya
                JJJ
Dikampus Rafky sibuk mendaftarkan diri ke semua kegiatan yang diikuti oleh Quinsha. Mulai dari HIMA,  jurnalis koran kampus, kerohisan bagian ikhwan, dan ada satu lagi kebiasaan Quinsha yaitu dia rajin keperpustakaan, buat yang satu ini dia gak perlu mendaftarkan diri menjadi anggota pustaka karena sejak masuk di universitas itu, dia sudah menjadi anggota pustaka. Cuma dia jarang kepustaka. Setelah dia pikir semuanya selesai, dia menghembuskan nafas lega. Sebenarnya dia capek bolak balik dari sekretariat satu ke sekretariat yang lainnya tapi karena niat yang kuat untuk dekat dengan Quinsha maka apa pun yang terjadi akan dijalaninya. Sekarang tinggal menunggu tahap orientasi dan penyeleksian dari setiap kegiatan.  Tahap orientasi dan tahap penyeleksian dimulai minggu depan.
Minggu yang ditunggu telah datang, dia optimis akan lolos ke semua kegiatan yang dia ikuti.  Hari  pertama yaitu orientasi dan tahap penyeleksian HIMA, dengan mudah dia lolos karena tesnya sangat mudah bagi Rafky yaitu interview. Rohis dia juga lulus tapi bidang jurnalis koran kampus dia nggak lolos karena peminatnya banyak sekali tentunya  opini mereka juga bagus-bagus. Berbeda banget dengan opini Rafky biasa-biasa aja. Rafky kecewa dan lelah dengan semua tes ini. Sorenya dia pulang kekost karena tesnya sudah selesai. Setiba dirumah dia langsung berbaring di kasurnya. Beberapa saat kemudian dia tertidur.
     JJJ
Besoknya dikelas, dia menceritakan kepada Denis dan Arsyil bahwa dia capek dengan semua ini.
“Menurut kalian gue harus gimana?” ujar Rafky dengan wajah terkulai
“Lu gak boleh berhenti ditengah jalan kayak gini donk” Denis. Arsyil langsung menimpali perkataan Denis
“Maksud lu berhenti tengah jalan? Lu sedeng ya, Rafky kan gak lagi dijalan”
“Rafky mang gak lagi dijalan tapi maksud gue, dia kan udah mendaftar dan mengikuti semua tes. Ngapain coba berhenti…begono Syil” jawab Denis dengan menatap geram kearah Arsyil
Arsyil cuma menjawab “ O…”
“Jangan berantem donk, gimana ni pendapat kalian” Rafky
“Lanjutin aja” kata Denis dan Arsyil berbarengan.
Akhirnya Rafky mengikuti semua saran teman-temannya. Awalnya dia memang tersiksa banget dengan kegiatan dia yang banyak ditambah lagi tugas kuliah yang harus dia selesaikan. Tapi setelah beberapa minggu dia sudah mulai menikmatinya, tugas-tugas kuliahnya pun selalu selesai tepat waktu dan dia sering ketemu ma Quinsha. Baik itu di rapat yang diadakan HIMA maupun diperpustakaan. Tak jarang pula mereka berangkat bareng keperpustakaan sambil ngobrol-ngobrol ringan. Denis dan Arsyil heran melihat kedekatan Rafky dengan Quinsha ditambah lagi gossip yang beredar bahwa mereka telah jadian. Mereka nggak percaya akan hal itu. Saking penasaran mereka lalu memanggil Rafky yang lagi asyik ngobrol dengan Quinsha.
“Rafky…”panggil Denis
“Ya Den” jawab Rafky. Lalu Rafky minta izin kepada Quinsha untuk menemui teman-temannya.
“Sha, kamu duluan aja. Aku mau menemui mereka dulu ya”
“Ok” Quinsha sambil berlalu
“ Gimana pedekate lu ma Quinsha. Ini udah hampir satu bulan lu pedekate ma dia. Pasti lu sudah berhasilkan! Kok lu gak ngasih tau kami sih. Seharusnya kami duluan yang tahu, ini nggak kami tahu dari gossip-gossip murahan” ujar Denis emosi
“Sabar dulu bro, lu udah tau kan kalau gossip itu murahan! Jadi jangan mudah percaya gitu. Lu berdua harus percaya ma gue. gue belum berhasil. Tapi rencananya dalam waktu dekat ini gue bakal nembak dia dan menjadikan gossip murahan itu jadi kenyataan.”
“Kok bisa lu belum nembak dia?” ujar Arsyil juga tak sabar
“Gue lagi sibuk ngurusin kegiatan gue. Rencananya awal bulan ini gue mau nembak dia, lu berdua mau kan bantuin gue lagi!”
“Tumben lu lama amat pedekatenya tapi kami akan membantu lu” ujar Denis sambil menatap heran kearah Arsyil. Arsyil Cuma mengangkat bahunya. Pertanda dia juga heran.
Ternyata awal bulan pun Rafky belum bisa menyatakan cintanya kepada Quinsha karena dia terlalu sibuk begitupun dengan Quinsha. Jadi gak mungkin dia menyatakan cinta kepada Quinsha. Karena dia nggak mau merusak konsentrasi Quinsha. Dia berpikir sejenak dan tiba-tiba dia mendapat ide bagus. Akhirnya dia memutuskan minggu depan dia akan menyatakan cintanya. Dia langsung menghubungi temannya dan menyusun strategi.  Karena Rafky dan teman-temannya beda kost jadi Rafky meminta teman-temannya tidur dikost dia  karena kost dia jauh lebih besar dibandingakn kostnya Denis dan Arsyil.
Rafky lalu menjelaskan rencananya. Rafky mengatakan kepada Denis dan Arsyil bahwa bangku yang ada ditaman belakang kampus bakal dia jadiin tempat penembakan dan bangku itu akan ia hiasi dengan mawar putih (bunga kesukaan Quinsha). Denis dan Arsyil mengangguk tanda setuju.  Yang jadi permasalahan Rafky sekarang adalah cara mengungkapkan cintanya kepada Quinsha. Denis langsung ambil bagian.
“kalau bagian tembak-menembak serahin aja ma gue” Ujar Denis sombong
Semalaman sutuk Denis mengajari dia tapi dia tetap aja tidak hafal dan malah kelihatan grogi banget. Lalu Denis menyuruh Rafky untuk cuci muka agar groginya hilang. Kayak orang mau baca ijab Kabul aja.he..he….Dia bingung sendiri kok bisa se-grogi ini padahal sebelumnya dia gak pernah diajari oleh Denis.
“Mungkin ini yang dinamakan cinta” pikirnya. Ternyata saran Denis manjur, karena  sekarang Rafky sudah hafal dan bisa ngomong lancar lagi.
        JJJ
Dihari yang telah ditentukan, Rafky kembali melafalkan kata-kata yang telah diajari oleh Denis tadi malam sebelum Quinsha datang ketempat itu. Entah kenapa perasaan groginya kambuh lagi( mang penyakit,hehe…). Dia udah bolak bolik mencuci muka ditoilet. Tapi tetap aja dia tidak bisa menghilangkan groginya. Sedangkan Arsyil kebagian tugas memanggil Quinsha. Saat Arsyil memanggil Quinsha, Quinsha berada dikelas dan dia sedang ngobrong ma teman-teman.
“Quinsha” panggil Arsyil
Quinsha menoleh dan mencari sumber suara. “ ya, ada apa? Bukannya kamu temannya Rafky ya?
“ya Sha, tadi Rafky berpesan ma aku untuk memanggil kamu. Kamu diminta menemuinya ditaman belakang”
“mang ada…” sebelum Quinsha menyelesaikan pertanyaannya Arsyil udah lari keluar secepat kilat
setelah tugas Arsyil selesai. dia kembali ketempat Rafky bersama Denis sambil berkata
“sebentar lagi dia datang, good luck yaujar Arsyil
“gue akan doain lu tapi lu jangan nervous  gitu donk, nyantai ja bro” Denis
“ ya ni, gue bingung kok bisa sih gue se-grogi ini, tapi thank’s ya doanya” Rafky
Setibanya Quinsha ditempat yang telah dipersiapkan. Tempat yang udah diatur Rafky tentunya biar keliatan romantis. Tempat duduk yang dihiasi bunga-bunga mawar putih kesukaan Quinsha. Quinsha sedikit heran melihat tempat itu tapi dia berusaha cuek aja. Setelah melihat Rafky dia langsung menegur Rafky.
“ada pa Ky? Kok manggil aku kesini, apa kamu lagi ada masalah trus kamu mau curhat ma aku disini?” Quinsha
“ya aku ada masalah Sha, dan masalah ku ini sudah lama aku simpan tapi sebelumnya kamu mau berjanji gak akan marah ma aku kan!” jawab Rafky dengan gugup
“Ok, aku janji tapi kenapa aku harus marah. kalau aku bisa bantu masalah kamu, pasti aku bantu.” ujar Quinsha agak bingung.
Mendengar pernyataan Quinsha tadi dia merasa agak tenang tapi sebelum memulai pembicaraan Rafky menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan kembali agar groginya bisa kurang. Itu kata Denis sih.
“Sha, sebenarnya sudah lama aku menyampaikan ini kepada kamu tapi aku gak punya keberanian. Aku takut setelah aku menyampaikannya kamu nggak mau lagi berteman dengan aku.” Rafky diam sejenak dan kembali menarik nafas. “Sha, aku mencintaimu”
“what?” kata Quinsha kaget. Quinsha bagai mendengar petir disiang bolong karena dia gak percaya sama sekali kalau Rafky akan mengatakan hal itu. Hal yang sudah lama dia lupakan, hal yang pernah membuat dia patah hati untuk pertama kalinya. Quinsha kembali teringat ketika dia putus dengan Evan, cowok yang dicintainya sepenuh hati tapi cinta Evan buat dia hanyalah cinta palsu. Tanpa memikirkan perasaan Quinsha, Evan menduakannya. Dari masalah itulah dia belajar bahwa cinta kepada Allahlah yang abadi. Cinta yang tak mengharapkan pamrih dan cinta yang menyejukkan jiwa. Dengan berusaha tenang Quinsha mengatakan penolakannya
“Ky, aku sangat menghargai perasaanmu dan aku juga sangat berterima kasih atas keberanianmu tapi maaf aku benar-benar gak bisa”
Rafky berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk menanyakan alasan Quinsha
“mang kenapa Sha, kamu nggak suka ma aku?  atau kamu sudah punya…
Cepat- cepat Quinsha memotong pernyataan Rafky.
“bukan gitu Ky tapi aku benar-benar gak bisa”
“tapi kenapa Sha? Beri aku alasan?” ujar Rafky setengah putus asa
“Ky, aku sudah menganggapmu sebagai teman. Untuk sekarang ini aku ingin konsentrasi dulu kuliah dan juga belajar mencintai Allah dengan sepenuh hati. Aku takut kalau aku menerima cintamu, cintaku kepada Allah akan berkurang. Aku harap kamu bisa memaklumi aku, aku percaya suatu saat nanti kamu pasti bisa memahami kata-kataku. Maaf ya Ky, aku gak bisa lama-lama karena temanku udah nunggu dikelas. Aku duluan ya. Oh ya Ky, kita akan tetap berteman kok. Jadi gak usah khawatir.” Setelah mengatakan penolakannya Quinsha menjadi sedikit tenang Karena Quinsha sebenarnya tahu kalau Rafky sudah lama menaruh hati kepadanya.
Rafky hanya bisa mengangguk mendengar penuturan Quinsha dan berusaha menyunggingkan sekilas senyum sebelum Quinsha berlalu. Setiba dirumah kata-kata Quinsha masih terngiang ditelinganya. Dia agak sulit menerima keputusan Quinsha karena ini pertama kalinya dia ditolak cewek. Tiba-tiba hpnya berbunyi. Di layar hpnya tertera nama Denis. dia mengabaikan telpon dari Denis karena dia ingin  sendiri dulu untuk menjernihkan pikirannya. Malamnya baru dia mau mengangkat telpon dari Denis karena dia merasa gak enak jika mengabaikan panggilan Denis terus.
Asslamu’alaikum Den, what’s going on? Gue ngantuk ni” ujar Rafky beralasan.
wa’alaikumsalam, tumben lu mengucapkan salam, pasti gara-gara Quinsha, bagus…berarti lu udah berhasil ya… kapan ini traktirannya? Lu kok diam aja kalau lu sudah diterima Quinsha.” Kata Denis bersemangat
“gak kok Den, gue ditolak”
Lalu Rafky menceritakan semua kejadian tadi siang kepada Denis. Denis berusaha memberi Rafky semangat tapi kayaknya Rafky udah patah hati banget dan rencananya Rafky ingin mengundurkan diri dari kegiatan yang dia ikuti untuk pedekate ma Quinsha.
“Ky, lu jangan putus asa gini donk, tunjukan ma Quinsha kalau lu bisa menerima keputusan dia. Lagian kalau lu berjodoh ma dia. Dia tetap akan menjadi milik lu”
“ya sih Den, tapi ini berat bagi gue karena ini pertama kalinya gue ditolak cewek”
“Ya, gue tahu Ky, tapi gak mungkinkan lu gak mau ikut kegiatan itu lagi. Lu mau dicap sebagai laki-laki pengecut? Gak kan!
Hanya gelengan yang menjadi jawaban Denis.
“berarti lu gak jadi mengundurkan diri kan!”
“gue janji gak akan mengundurkan diri, Thank’s y Den. Lu dan Arsyil memang sohib yang ngertiin gue ” ujar Rafky lesu
“sama-sama Ky, kan itu gunanya teman. Selalu ada dalam keadaan suka maupun duka”
Setelah mendapat telpon dari Denis tadi, Dia mendapatkan semangat baru untuk melanjutkan hidupnya. Wiis, lebay banget ya kata-katanya.hehe…
Beberapa hari sejak peristiwa itu, Rafky memfokuskan pikiran untuk kuliah dan juga kegiatannya dikampus. Awalnya dia susah buat memulai ngomong lagi dengan Quinsha tapi kata-kata Denis mensirnakan semuanya. Sekarang Rafky sudah bisa menata kembali hatinya dan bersikap sewajarnya dengan Quinsha. Rafky yang sekarang sudah lebih dewasa dan alim karena dia banyak mendapat tambahan ilmu agama dari kegiatan yang dia ikuti dikampus. Begitupun dengan teman-temannnya. Mereka dulu jauh dari Allah sekarang merasa dekat dengan Allah. Karena Rafky mengajak teman-temannya ikut gabung dengan semua kegiatannya. Rafky sangat bersyukur atas kejadian yang menimpanya. Kalau saja Quinsha menerima cintanya, Keadaannya akan sangat berbeda. Dia akhirnya meng-iyakan pernyataan Quinsha ketika menolaknya. Sekarang Rafky sangat enjoy dengan  hari-harinya dan rutinitasnya.
                                                                  JJJ

Teenager Short Story: I'll Be Your Heart Key


I'll Be Your Heart Key
“What? Do you like that girl!!!” say Alvin while showing to Firha.
“Yes, I like her very much. Why do you look strange to me?” Say Rifky to Alvin.
”Are you right?” Say Alvin.
“of course, can you help me to get her? She and you are classmate, aren’t you?” Say Rifky while  smiling.
“Yes, I can, but iam not sure you can get her…”
“Why?” Say Rifky with his face is innocence.
 “Rifky you know she had ever broken heart with her boyfriend, and she doesn’t want to love someone again. She get trauma……”
“Nevermind, I will try it until she can be my girl…” Rifky
“It is up to you, but I will pray of you” say Alvin.
“Thank’s bro…” Rifky

The first day, Rifky begun to seek  information about Firha. In a day, he had known all of about Firha. Firha  was a diligent, polite and smart girl although she did not look like Luna maya but she was so cute for Rifky.

The second day, He was diligent to go to library in order to met Firha  coz she liked go to there. He met her but he  had not introduced his self  yet. He was disappointed but he never wanted to give up. He would try again.

The third day, he could introduce her. Then, more and more day they had become friend and they always met in the library but he had not been brave yet to say love to her. He was worried Firha did not receive his love but Alvin give suggestion to Rifky.

“Ky, you should say that you love her and you must receive about her decision. Don’t be afraid bro!!! you must be honest with your heart”
“I think you are alright. I will try it and don’t forget to pray me” Rifky hopeful
“Ok bro but don’t forget to standing track if you are success!!!”
“Ok….” Say Rifky spirit

Once day, he invited Firha to meet in a caffe
At that time, Rifky directly say “Firha, Iam falling in love to someone but she does not know that it.”
Firha say “Why do not you say to her immediately ? and can I know who is she?”
“Of course…” Rifky
“Firha, you are that girl.” Say Rifky
“Me” say Firha surprised
“Yes…Firha, I really love you before we introduce each other at the library. Firha, would you be my girl?”
“Rifky, my feeling to you just as friend not more. I hope you can receive my decision” Say Firha
“But what is your feeling is not a little to me???” Rifky
“Iam sorry, I do not mean to hurt you but it is my feeling” said Firha frankly
“Thank’s, you have been honest to me but you still wanna be my friend”
“Of course Rifky……”

At his room, he still remembered what she said yesterday. He was sad but he realized that it was imposible, in his heart he convinced that if they were soulmate, they would see again. he said to his heart while smiling.

When he was at the campus, he saw firha. He was nervous and shame but he must looked as commonly. So, Rifky called her while smiling to her and she also replayed his smile. And they are experiencing life each other.

Some years to go. Firha went to airline to ushering Rifky who would go on his study in Australia, when they separated he  felt so sad and he also shedding tears. At that time, he promise his self to do not stop to love Firha until she could open her heart for him.

Cerpen Remaja Islami: Cinta Pertama Ayra

Cerpen Remaja Islam tentang Memaknai Cinta
 
Cinta Pertama Ayra

S
enja di kota Pekanbaru. Gemuruh langit begitu keras. Air-air rahmat itu turun membanjiri selokan-selokan di depan rumahku. Aku hanya terpaku melihat rintik-rintik hujan diluar rumahku. Aku merasa hujan tahu bagaimana perasaan ku sekarang ini. Perasaan yang begitu sakit ketika ditinggalkan orang yang paling aku cintai. Orang yang selalu bisa membuat aku tersenyum ketika mengingatnya. Orang yang selalu membuat aku cemburu akan prestasi-prestasi yang dicapainya sehingga aku termotivasi mengalahkannya. Ah…aku benci perasaan seperti ini, ingin rasanya aku mengubur dalam-dalam perasaan ini tapi aku tidak bisa. Apakah Tuhan begitu sempurna menciptakan dia sehingga tak ada sedikitpun kekurangan yang dapat ku lihat di dalam dirinya. Aku benar-benar bingung kemana pergi akal sehatku. Akal yang selalu ku gunakan menyanggah pernyataan orang-orang yang begitu terlena oleh  lima huruf tersebut. Lima huruf yang mampu melululantahkan isi bumi, lima huruf yang bisa membuat semua orang  saling menyayangi bahkan rela mengorbankan nyawanya demi lima huruf tersebut. Sekarang lima huruf tersebut hinggap di hatiku. Oh Cinta kenapa kau menghampiri hatiku dengan begitu dahsyat? Hati yang awalnya tenang sekarang mulai gelisah sejak kau datang. Oh Tuhan, apakah yang aku rasakan ini sebuah kesalahan?? Tolong aku tuhan untuk menghilangkan perasaan ini.
Aku ingin menjadi diriku yang dulu sebelum mengenal cinta. Cinta yang hanya ku rasakan dari-Mu. Cinta yang tak akan pernah mati dan luntur sekalipun. Cinta ini juga membuat aku tenang and enjoy  menjalani hidup. Tapi cinta yang kurasakan sekarang ini sungguh berbeda. Cinta yang membuat jantung ini berdebar-debar. Debaran yang  menggembirakan kadangkala debaran yang membuat dada ini sesak. Sesak yang menyakitkan.
♥♥♥
            Hari ini adalah minggu terakhir liburan semester bagi siswa SMA. Seminggu lagi  sekolah akan dimulai. Itu berarti aku harus bisa memanfaatkan waktu yang sedikit ini untuk mengungkapkan cintaku kepada Fahri, temanku waktu kecil. Aku merasakan getar-getar cinta itu ketika aku kelas lima sekolah dasar. Awalnya aku menganggap itu hanyalah cinta monyet tapi seiring berjalannya waktu. Perasaan cinta itu tumbuh dengan sendirinya. Sampai saat ini cinta itu semakin membesar dan bertambah dalam. Ketika bertemu dengannya, jantungku selalu berdebar dan ada rasa sedih kalau sehari saja tidak melihatnya. Hingga hari yang kutunggu-tunggu datang juga. Bunga, pohon, kupu-kupu, dan bangku yang kami duduki ini menjadi bukti pernyataan cintaku kepada Fahri. 
“Fahri, ada yang ingin ku katakan padamu” kataku gugup
“Ada apa Ra?” jawab Fahri
“tapi kamu harus janji dulu kalau kamu tidak akan mentertawakan aku, bagaimana?”
“Ok Ayra. Memangnya mau ngomong apa, kok pakai janji segala?” ujar Fahri penasaran.
“Fahri, aku sebenarnya sudah lama ingin mengatakan ini kepadamu tapi aku takut kamu akan marah dan bahkan menjauh dariku tapi setelah aku pikir-pikir, akan sakit bila rasa ini terus ku simpan” ucapku dengan suara bergetar.
kok jadi serius begini?” Fahri dengan sabar mendengar kata-kataku. Kembali aku menarik nafas.
“Awalnya aku kira perasaan ini hanyalah perasaan kagum. Rasa kagum kepada orang yang memiliki kelebihan dari yang aku punya. Maka aku biarkan saja perasaan ini  berjalan dengan sendirinya. Tapi lama-kelamaan perasaan itu semakin jelas apalagi setelah kita sama-sama menginjak remaja. Mmm…..Fahri, Aku mencintaimu”
Aku berhenti sejenak dan memberanikan diri menatapnya. Dari wajahnya bisa kulihat keterkejutannya. Aku sangat yakin kalau dia tidak menyangka aku seberani ini. Kembali  kulanjutkan.  
“Fahri, aku tau kamu kaget. Tapi inilah yang kurasakan selama aku mengenalmu. Sekarang aku siap mendengar apapun yang menjadi pilihanmu” ucapku pasrah.
“Ayra, kamu tau? Aku sangat kagum dengan keberanianmu. Aku juga sangat berterima kasih atas kejujuranmu. Aku saja belum bisa melakukan seperti apa yang kamu lakukan sekarang ini.” Kata-kata Fahri membuat aku tertunduk malu. Tapi aku berpikir lagi, jangan-jangan ini salah satu cara dia buat menolak aku.
“ Jadi, akan sangat sulit bila…”
Kalimat Fahri terputus seiring dengan putusnya helaan napasku, serasa aku tidak bisa bernapas.
“bila aku tidak menerima cinta gadis seberani kamu” 
O M G (oh my god) ingin rasanya aku pingsan mendengar jawabannya padahal tadi aku sempat putus asa. Aku sungguh bahagia karena orang yang telah lama aku impikan bisa menjadi pangeran ku. Pangeran yang akan mengisi setiap ruang dihatiku. Aku bisa senyum puas sekarang karena perjuanganku tidak sia-sia.
♥♥♥
Indahnya sinar rembulan malam ini seolah-olah mengungkapkan isi hati ku yang sedang dilanda kasmaran. Kejadian tadi sore begitu berkesan dihatiku. Aku sungguh tidak menyangka kalau Fahri akan menerima cintaku. Senyum puas bisa kurasakan saat ini. Tiba-tiba aku merasakan rindu yang mendalam kepada Fahri. Rindu wajahnya yang selalu membuat aku nyaman melihatnya. Tapi apakah dia juga merasakan hal yang sama. Kalau dia merasakannya, dia pasti nelpon aku malam ini.
“bulan, sampaikan salam rinduku kepada Fahri “ Ujarku berharap kepada sang rembulan tiba-tiba hp ku berbunyi.
“Itu pasti dari Fahri, berarti dia merasakan juga” Kataku dalam hati sambil tersenyum.
“Assalamu’alaikum” jawabku
“Wa’alaikumsalam”balasnya
“Kenapa Bel?” tanyaku lemas
“Bagaimana misi nya? Berhasil?” ucap Bella
“Berhasil donk, Ayra..” ujarku sombong
“Berarti? Kalian sudah jadian. Selamat ya, moga hubungan kalian langgeng sampai kakek nenek. Hehehe…”
“Memang kami mau nikah apa? Huuu….
“Aminkan kek, mana tau kalian jodoh”
“Ok boss, amin…”
“Nah gitu donk, hehe…Oh ya, agar kebahagian kalian bisa juga aku rasakan bagaimana kalau aku ditraktir. hehe”
“maunya….Huuuu….tapi boleh juga. Awal masuk sekolah saja ya”
“Ok”
Ada kekecewaan dihatiku. kekecewaan ketika tau kalau yang menelpon bukan Fahri  melainkan Bella, teman sekelasku. Aku kembali menatap bulan sambil melamun. Tiba-tiba...
Tok…Tok…
Ketukan pintu menyadarkan aku dari lamunanku.
“ya, tunggu sebentar?” tanyaku
“Kakak dipanggil Ayah untuk makan malam”ujar Dhafi, adikku.
“ya Dek, tunggu bentar” ujarku segera membuka pintu
Aku baru sadar ternyata aku belum makan malam. Kok bisa aku tidak merasakan lapar, biasanya jam segini aku sudah mati kelaparan. Apa ini karena cinta? Tau ah…aku segera berjalan ke meja makan.
“Ayra, bagaimana sekolahmu?” Ayah bertanya disela saat dia makan
“baik Yah, memang ada apa Yah?” jawabku melanjutkan makan
“Setelah lulus nanti, kamu mengambil jurusan apa?”
“Rencananya Ayra mau ngambil pendidikan bahasa inggris di Padang, bagaimana menurut Ayah?”
“Bagus, cuma apa kamu nggak kepengen mengambil pendidikan dokter umum atau akademi kebidanan”
“Ayra merasa lebih mampu di jurusan bahasa inggris daripada pendidikan dokter atau sejenisnya. Ayah tau kan, kalau dari dulu Ayra memang suka bahasa Inggris.”
“kalau itu sudah menjadi pilihan kamu. Ayah setuju-setuju saja asal dikemudian hari kamu tidak menyesal”
“ya Ayah, Ayra paham”
Dikamar, kata-kata Ayah kembali terngiang ditelingaku. Tapi sejak aku tau kalau Fahri sangat menyukai bahasa inggris, aku pun menyukai bahasa inggris. Rasa kagumku kepadanya  membuat aku menyukai apapun yang dia sukai dan aku pun termotivasi untuk menandingi semua kelebihannya. Aku yakin aku tidak akan menyesal. Apalagi sekarang Fahri telah menjadi milikku. Senyumku mengembang mengingat kejadian tadi sore. Malam ini aku sulit memejamkan mata karena perasaan bahagia ini susah membuat aku tertidur. Aku berusaha memejamkan mata. Akhirnya aku terlelap dengan mendekap bantal pink kesayanganku yang berbentuk gambar hati.
♥♥♥
Matahari merekah dari ufuk timur. Sinarnya begitu indah. Tak pernah keindahan ini aku lewatkan. Aku selalu setia menunggu matahari terbit dan memancarkan sinar yang begitu luar biasa indahnya. Seakan cahaya itu memberikan motivasi baru kepadaku. Aku teringat Fahri. Segera aku mengambil hp dan menekan nomornya. Ternyata diangkat.
“Hallo” katanya dengan suara malas
Assalamu’alaikum
“Eh, wa’alaikumsalam” balasnya sedikit gelagapan
“Kamu baru bangun tidur? Fahri cepat buka jendela kamarmu” ujarku semangat
“memang ada apa? Wow…sinarnya terang dan indah. Ra sering lihat ini?” Tanya Fahri
that’s right” ujarku
“Oh ya Ra, nanti sore kita ketemuan di taman kemaren ya. Bisakan!”
“Ok Fahri”
♥♥♥
Aku sibuk memikirkan bagaimana cara minta izin kepada Ayah agar bisa ketemu dengan Fahri. Akhirnya aku mendapatkan cara.
Aku bertemu Ayah diruang keluarga ketika ayah sedang baca buku-buku islam. Inilah buku-buku kesukaan ayah.
“Yah, Ayra mau keluar sebentar” ujarku
“Kamu mau kemana sore-sore gini?” Tanya ayah sambil menoleh kearahku
“Aku mau cari buku motivasi Yah”
“Pergi sama siapa?”
“Sama Bella, boleh Yah?” kataku berbohong. Didalam hati aku berkata “maafkan Ayra, Ayah. Kali ini saj, Ayra tidak akan mengulanginya lagi”
“Boleh, tapi kamu sudah shalat ashar kan!” ucap Ayah tegas
“sudah dong Yah. Makasih Yah, Aku pergi Yah. Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum salam”

Beginilah meminta izin kepada Ayah kalau aku mau keluar atau hang out. Ayah hanya akan memberi izin kalau aku pergi dengan Bella. Menurut Ayah, Bella adalah anak yang baik dan sopan. Ayah juga sudah lama mengenal Bella karena Ayah sahabatan dengan Papa Bella . Ayah tentunya sudah mengetahui karakter Bella.
“yes..”kataku melangkah pasti. Didalam hati aku berkata” maafkann aku Bella karena telah berbohong dan membawa namamu”
♥♥♥
Aku terpesona melihat dia sore ini. Jantungku berdebar hebat. Debaran yang membuat aku bahagia. Dia begitu tampan dengan balutan kemeja merah yang membuat wajahnya semakin mempesona. Aah…aku sungguh beruntung karena dia telah menjadi milikku.
“Hai Ra” sapa nya
Aku tidak mendengar sapaannya. Aku masih terpaku melihat keindahan Tuhan menciptakan makhluk seperti dia. Aku sungguh speechless  dibuat nya. Wajahnya yang angkuh diperindah dengan alisnya yang tebal, sorot matanya yang tajam, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. Apalagi rambut harajuku nya yang menambah kesempurnaan wajahnya. Dia sungguh tampil beda hari ini. Mungkin dia mau memberikan yang terbaik saat kencan pertama kami. Aku tersenyum. 
“Ayra” Dia mengibaskan tangannya diwajahku dan membuat aku tersadar dan segera aku mengalihkan pandanganku dan menunduk
“eh ya, Ri ngomong apa tadi?” Ucapku berusaha enjoy
“Ra kenapa bengong?”
“Mmm, nothing.  Forget it”jawabku tersenyum
“Oh ya Ri, besok jadi berangkat ke Padang kan! Kira-kira jam berapa Ri?”
“Sekitar jam sembilan Ra”
“Berarti kita tidak bisa ketemu lagi” ucapku lemas
“Kita masih bisa ketemu saat libur semester, ya kan!
“Oh iya ya tapi liburnya kan hanya dua minggu Ri. Itu pun sekali dalam enam bulan kan!”
Ingin rasanya aku hentikan waktu agar dia tidak jadi pergi dan tetap bersamaku dikota ini.
“Oh ya Ri, kamu mau mengambil jurusan apa setelah lulus SMA?”
“Kedokteran tapi aku kurang yakin bisa lulus Ra”
Kali ini aku kaget. Aku pikir dia bakal mengambil jurusan bahasa inggris, ternyata bukan. Huufth…Aku kecewa tapi aku berusaha menyembunyikan perasaan kecewa dengan memberinya semangat.
“Kenapa mesti pesimis gitu. Ra yakin Fahri bisa lulus”
“thank’s ya Ra atas dukungannya”
“Sama-sama Ri” jawabku semangat
“Oh ya, Kalau Ra mau mengambil jurusan apa?”
“Pendidikan Bahasa Inggris di Padang, bagaimana menurut Fahri?” Tanyaku
“Bagus tapi kenapa Ra mau mengambil jurusan bahasa inggris bukannya sekarang jurusan Ra di SMA, IPA. Aku kira Ra bakal mengambil jurusan yang eksakta seperti matematika atau yang berbau science gitu
“Ini semua kan agar aku bisa berkomunikasi dengan kamu tentunya menggunakan bahasa inggris. Bahasa yang kamu suka dan karena aku suka banget sama kamu” tentu saja kata-kata ini hanya tersimpan dihatiku
“Karena aku pengen jadi dosen bahasa inggris and go around the world
it’s great dream Ra. Aku suka impian kamu Ra” katanya memuji
“thank’s” aku hanya tersenyum mendengar pujiannya
“Besok hati-hati ya dan jangan lupa kasih tau aku kalau kamu sudah tiba di Padang”
“Ya Ayra” ujarnya sambil tersenyum. Senyum yang aku rindukan kalau nantinya kami berjauhan. Aku sedih karena ini adalah pertemuan terakhir. Aku tidak tau kapan lagi bisa ketemu dengannya.
♥♥♥
Didalam kamar yang penuh dengan bintang-bintang yang selalu menemani aku tidur. Aku cuma bisa berdiam. Aku sedih membayangkan kami akan berpisah. Aku takut dia tidak bisa setia dengan cintaku karena disana akan banyak gadis-gadis cantik. Apakah dia bisa bertahan. Aku lemas membayangkan itu semua. Aku berusaha meyakinkan diriku bahwa tidak akan terjadi apa-apa. Lagian setelah lulus SMA nanti aku akan menyusulnya.
Ternyata hari yang tidak aku harapkan datang juga. Aku tidak sempat ketemu dengannya. Aku hanya bisa melihat travel carnya melewati jalan didepan rumahku. Dia tersenyum kepadaku. Aku membalas senyumannya. Dadaku terasa sesak tapi ada terselip kebahagian juga didalamnya. Kebahagian karena aku bisa melihat senyumnya.
Aku berusaha mencari kesibukan dengan membantu pekerjaan ibu didapur dan sekali-kali melirik kearah HPku kalau-kalau Fahri nelpon aku. Jadi HP aku letakkan diatas lemari es. Ibu heran melihat tingkahku. Aku hanya tersenyum agar ibu tidak curiga. Sampai malampun Fahri juga belum menghubungi aku. Aku jadi khawatir. Aku beranikan menelpon untuk memastikan keadaannya. Tapi tidak ada jawaban dari sebrang sana. Aku tertidur menunggu telpon dari nya.
♥♥♥
            Hari ini adalah hari pertama aku kembali ke sekolah lagi. Aku sedikit kurang semangat karena aku mengkhawatirkan Fahri. Sampai pagi ini pun, Aku masih menunggu telpon darinya. Tapi aku berusaha menyembunyikan kekhawatirkan ku agar Bella tidak curiga dengan perubahan sikapku. Bisa-bisa nanti dia tidak bisa menikmati traktiranku. Aku senang melihat Bella yang sangat lahap memakan baksonya. Dia selalu bersemangat diajak makan apalagi yang nanya nya gratisan. Katanya “gratisan itu enak Ra, hehe…”.Tanpa sadar Bella dari tadi juga memperhatikanku dan bertanya
“Ra kenapa? pagi-pagi sudah melamun, apa ada masalah lagi?” Tanya nya mengakhiri makannya.
nothing, Oh ya, katanya kamu mau mendengar ceritaku” kataku mengalihkan pembicaraan. Aku langsung menceritakan semua yang telah terjadi sore kemaren. Bella gembira karena dia juga turut andil dalam misi penembakan ini. Tapi aku merahasiakan kekhawatiranku kepada Fahri.
“kamu hebat Ra, aku saja belum tentu bisa seperti kamu” ucap Bella memujiku
“Oh ya, bagaimana kalian ketemuan? Ayah kamu pasti tidak akan mengizinkan kamu pergi berduaan dengan Fahri. Apalagi kalian tidak berada di sekolah yang sama. Akan sulit bagi kalian untuk bertemu. Fahri sekolah di Padang sedangkan kamu di Pekanbaru. Berarti libur sekolah saja kalian bisa ketemuan. Itupun kalau kamu diizinkan keluar oleh Ayahmu”
“Ya seh Bel, tapi kemaren aku berbohong kepada Ayah agar bisa bertemu dengannya. Maaf ya Bel kemaren aku membawa nama kamu”
it’s no problem asalkan kamu senang tapi jangan di ulangi nya lagi karena aku takut ketahuan, Bisa-bisa Ayahmu tidak percaya lagi sama aku.
”Ya Bella imut” ujarku mencubit pipi chubby nya
“Fahri sudah di Padang kan sekarang!”
“aku tidak tau Bel” aku kecoplosan menjawab pertanyaannya
Why? apa dia belum menghubungi kamu?”
Aku hanya menggeleng tak bertenaga.
“Coba kamu duluan yang menghubungi dia”
“sudah Bel tapi tidak ada jawaban”
“Mungkin saja dia ketiduran karena capek. Coba hubungi dia sekarang”
“Ok…”
Aku mengikuti saran Bella. Beberapa detik kemudian baru ada jawaban. Aku tersenyum kearah Bella.       
“Diangkat Bel, aku kesana bentar ya. Kamu duluan aja ke kelas nanti aku nyusul kalau guru sudah masuk kasih tau aku ya” ucapku girang
“Hai Fahri”
“Hai juga Ayra”
“kamu baik-baik saja kan! Kamu sudah di Padang kan sekarang? Kenapa tidak menghubungi aku padahal kamu sudah janji?” kataku dengan pertanyaan bertubi-tubi
“Maaf ya Ayra. Kemaren aku kecapean. Oh ya, Kamu tidak sekolah. Pagi-pagi sudah nelpon aku” Ucapnya
“Ini kan gara-gara kamu, aku khawatir terjadi apa-apa sama kamu” kataku merenggut
“Ya Ra, maafin aku ya. Ya sudah sana masuk kelas nanti telat lho.
“Ok Fahri”
Klik…tut…tut…
Ah benar apa yang kupikirkan kemaren. Dia tidak menghubungiku karena dia kecapean. Berarti aku harus selalu berpikiran positif sama dia karena orang yang saling mencintai itu harus saling percaya satu sama lainnya. Kuhembuskan napasku dan merasakan udara segar masuk. Aku merasa  matahari tersenyum kepadaku seakan tau perasaan bahagiaku. Aku kembali ke kelas dan  belajar dengan semangat apalagi pelajaran pagi ini bahasa inggris. Aku sungguh senang sekali.
♥♥♥
Setelah hampir satu bulan menjalani hubungan dengan Fahri. Komunikasi kami masih belum lancar. Dia jarang sms aku duluan. Malahan aku duluan yang sering mengirim sms padanya walaupun cuma say hi. Dia balas sms ku dengan singkat. Awalnya aku berpikir itu tidak jadi masalah. Aku berpikir dia pasti sibuk dengan tugas sekolah dan kegiatannya karena aku tau dia juga termasuk siswa aktif di sekolah. Jadi mungkin saja sulit baginya menghubungi aku. Tapi lama kelamaan aku sedih dengan semua ini. Cinta yang aku harapkan bukan seperti ini. Aku jadi meragukan cintanya. Apakah cintanya kepadaku hanyalah cinta kasihan karena aku pernah menjadi temannya waktu kecil. Sungguh bukan cinta seperti ini yang aku harapkan. Aku sering melamun di sekolah maupun di rumah. Ternyata Bella menangkap perubahanku. Dia heran melihatku. Teman-temanku yang lain juga heran melihat perubahan sikapku. Aku yang dulunya selalu semangat mengikuti pelajaran sekarang malah diam tanpa kata.
Ketika jam istirahat Bella menghampiriku dan menanyakan perubahan sikapku. Lalu aku menceritakan semuanya kepada Bella. Dia kasihan melihat aku dan dia berkata kepadaku bahwa aku harus meyakinkan diriku bahwa cintanya bukanlah cinta palsu.
“Kalau benar cintanya adalah cinta palsu langsung saja kamu putuskan dia” ujar Bella dengan nada suara meninggi. Aku hanya mengangguk mendengar pernyataan Bella.
Lalu malamnya aku beranikan diri menelpon Fahri. Aku  mendengar dia mengangkat dengan nada suara masih ngantuk karena aku menelpon hampir tengah malam. Aku takut nanti membangunkan Adekku karena kamar kami bersebelahan.
“hallo Fahri”
“Ya Ra, ada apa? Kok nelpon tengah malam gini?
“maaf ya Ri kalau aku ganggu waktu tidur kamu. Aku cuma mau memastikan tentang hubungan kita. Aku ragu dengan sikap kamu. Kamu jarang mengirim sms kepadaku apalagi menelponku.
“Kenapa kamu tanya seperti itu Ra?”
“aku butuh jawaban dari kamu Ri? Do you really love me or not??” suaraku mulai meninggi
“Ayra kalau aku tidak menyukaimu, mana mungkin aku mengiyakan ketika kamu say your love.
“O gitu ya”
Aku terbaring lemas dikasurku. Aku tidak mengira dia akan berkata seperti itu padahal aku berpikir kalau dia juga mencintaiku. Dari kata-katanya bisa kulihat bahwa dia tidak mencintaiku. Mungkin alasan dia menerima cintaku adalah karena dia tidak mau melihat aku kecewa. Aku berkata lirih kepada diriku sendiri.
“Kamu kenapa bodoh gini Ra, Apa mata hatimu sudah dibutakan oleh cinta” aku heran melihat diriku sendiri, kenapa aku tidak bisa membaca matanya saat dia menerima cintaku. Biasanya kan mata tidak bisa berbohong.
♥♥♥
Memasuki bulan kedua hubungan aku dengannya. Sikap Fahri tidak juga berubah. Malahan sekarang dia tidak ada menghubungiku sama sekali. Aku semakin yakin bahwa dia hanya kasihan kepadaku bukannya cinta. Oh betapa malangnya aku ini. Setiap pulang sekolah aku selalu mengunci diriku didalam kamar. Nilaiku di sekolah juga berantakan. Aku bingung harus berkata apa kalau Ayah dan Ibuku nanti menanyakan hal ini. Huuu…Rasanya aku capek begini terus. Aku harus bangkit lagi dari keterpurukanku. Tiba-tiba hp ku berbunyi, ternyata ada sms masuk. Aku terperanjak ternyata yang sms adalah Fahri, ada kebahagiaan terpancar dari mataku tapi isi sms nya diluar dugaanku.
“Ayra, maaf ya. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita lagi. Aku tidak bisa long distance. Kalau Tuhan menakdirkan kita berjodoh kita pasti dipertemukan lagi”


Berarti ini adalah jawaban dari semua pertanyaanku atas sikapnya. Aku tau bahwa long distance hanyalah alasan yang dibuat-buatnya. Aku yakin kalau dia benar-benar mencintaiku dia pasti bisa long distance karena cinta itu tidak pernah mmengenal jarak. Dengan berusaha tegar aku membalas smsnya.

“ya Ri, gak apa apa kok. Terima kasih ya kamu sudah mau menjadi cowokku. Walaupun hanya sebentar tapi bagiku itu sudah cukup. Terima kasih atas semuanya”

Lalu aku matikan HPku dan menangis tersedu-sedu. Lalu hujan turun ketika aku menangis seakan hujan mengerti akan kesedihanku. Kesedihan yang begitu pahit karena baru saja aku merasakan cinta. Sekarang cinta itu pergi begitu cepatnya. Aku tidak habis pikir kenapa dia setega ini kepadaku. Aku benar-benar tidak bisa mengerti dengan semua ini apalagi cintaku yang sangat tulus kepadanya. Pada saat aku masih menjadi kekasihnya. Begitu banyak cowok-cowok yang menyatakan cintanya kepadaku. Karena aku merasa telah memiliki dia jadi tidak mungkin aku menduakan cintanya. Walaupun ada juga godaan yang datang untuk mendua. Tapi pikiran itu langsung kubuang. Aku benar-benar yakin bahwa dia akan selalu bersamaku. Tapi kenapa sekarang jadi begini. Aku kembali menangis tersedu-sedu.

Tok..tok…
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Aku kaget dan segera pergi ke toilet untuk mencuci muka. Setelah yakin tidak ada bekas airmata lalu aku membuka pintu.
“Kak kenapa, kok matanya sembab gitu? Apa kakak nangis?”
Aku tidak menjawab pertanyaan Dhafi tapi aku langsung menangis dipundak kecilnya. Walaupun aku dan Dhafi sering berantam ternyata dia sangat menyayangiku. Dibalik sikapnya yang usil ada kelembutan dimatanya. Bodohnya aku, kenapa baru sekarang aku menyadari hal itu.
“Kakak tidak apa-apa Dek” kataku seraya menutupi masalah yang sedang ku hadapi. Aku tidak mau dia mengetahui aku menangis karena cinta. Apalagi dia masih kecil. Dia pasti belum paham tentang cinta.
“Apa kakak tadi mendapat nilai jelek disekolahnya” katanya
Aku tidak menjawab pertanyaan polosnya. Aku malah tersenyum mendengarnya. Aku jadi berpikir mungkin bagi Dhafi kesedihan yang fatal adalah disaat dia tidak bisa mendapatkan nilai bagus disekolah. Oh Dhafi, kamu benar-benar masih sangat lugu.
“berarti kakak harus lebih rajin lagi belajar seperti yang sering dikatakan ayah. Jadi sekarang kakak tidak perlu sedih lagi”
“Ya adekku” kataku sambil mengacak rambutnya
“karena kakak sudah bisa tersenyum lagi, kakak mau kan membuatkan aku mie goreng sebagai balas jasa karena aku telah berhasil menghibur kakak”
“Dasar….ternyata kamu punya otak mafia juga”
“Ya iyalah aku kan adeknya kakak. Masih ingat tidak, ketika kakak menyuruh aku minta duit kepada ibu untuk dibelikan es krim padahal kakak cuma memeriksa hasil PR ku dari sekolah”
“Okelah kalau begitu”(seperti lagu warteg boys saja, hehe)
Kataku sambil tertawa bareng dengan Dhafi. Dhafi menemani aku masak didapur.
“Tapi janji ya jangan katakan kepada siapapun kalau tadi Dhafi lihat kakak menangis” ujarku
“siip boss”
♥♥♥
Diluar masih gerimis tapi perasaanku sudah bisa dikendalikan apalagi ketika aku mengingat ucapan ayah ketika kami lagi makan malam bersama.       
“Ayra, Ayah harap kamu tidak terjebak dalam percintaan remaja zaman sekarang. Kamu tau kenapa? Ayah melihat anak zaman sekarang banyak mengikuti hawa nafsunya saja dan tidak memikirkan akibat dari apa yang mereka lakukan”
“maksud ayah? Ayra kurang paham” Tanyaku bingung
“ Remaja sekarang banyak yang nikah muda padahal mereka belum siap berumah tangga apalagi sekolah mereka menjadi korbannya. Ini terjadi karena ketidak tahuan mereka dalam mengendalikan cinta dan perasaan mereka. Akhirnya masa depan menjadi korban. Apabila suatu saat cinta menghampiri kamu. Ayah harap kamu bisa mengendalikannya.”
“Ya Yah tapi cara mengendalikan cinta itu bagaimana Yah?”
“Apabila cinta datang. Alihkan rasa cintamu dengan mencintai Allah. Hadapilah dia dengan bijak dan jangan terlalu mendewakan perasaan cintamu”
♥♥♥
Mulai sekarang aku berjanji kepada diriku sendiri bahwa aku akan mulai mencintai Allah dan bijak dalam mencintai makhlukNya. Tiba-tiba aku ingin ketemu ayah lalu aku segera mencari ayah. Ternyata ayah lagi duduk bersama ibu diruang keluarga. Aku yakin Dhafi pasti sudah tertidur pulas dikamarnya karena sekarang sudah jam sembilan lewat limabelas menit. Sedangkan waktu tidur Dhafi adalah jam sembilan. Aku dan Dhafi selalu diajari Ayah untuk disiplin memakai waktu. Aku terdiam sebentar melihat kearah orangtuaku. Tanpa terasa airmataku mengalir. Segera kuhapus dan aku menghampiri mereka dan duduk disamping ayah.
“Ayah terima kasih atas semua didikanmu kepada Ayra” kataku kepada ayah seraya memeluknya. Tanpa terasa airmata ku meleleh. Ayah terkejut dan bertanya kepada Ibu.
“Bu, ada apa dengan anakmu yang satu ini?” Tanya Ayah kepada Ibu
“Ada apa Ayra?” Tanya Ibu lembut
“Tidak ada apa-apa kok Bu, Ayra cuma mau berterima kasih saja kepada Ayah”
“Hanya berterima kasih kepada Ayah, Ibu jadi cemburu.” Ucap Ibu tersenyum. Aku hanya diam dan berusaha mengumpulkan kekuatan.
“Ayra, Ibu lihat ada sesuatu yang sedang Ayra sembunyikan. Betul itu Nak, perasaan seorang ibu tidak bisa kamu bohongi. Ayo Ayra katakan kepada Ibu dan Ayah. Mungkin Ibu dan Ayah bisa membantumu”
Aku terdiam mendengar penuturan Ibu. Aku berpikir sejenak berharap bisa mendapat kata-kata yang tepat untuk mengatakan yang selama ini membuat aku merasa bersalah tapi apa aku bisa? Sebelum berbicara aku menatap wajah Ayah dan Ibu bergantian agar keraguan itu sirna. Aku membaca basmallah didalam hati dan mulai berbicara.
“Ayah, Ibu, Ayra mau jujur tentang apa yang mengganggu pikiran Ayra selama ini. Sebenarnya Ayra telah berani melanggar nasihat Ayah dan Ibu…” Aku berhenti sejenak untuk mengumpulkan keberanian. Kulihat lagi wajah Ayah dan Ibu, ada penasaran didalamnya. Tak sanggup aku melanjutkan, airmata ku keluar tanpa ku sadari. Ibu segera memelukku dan berkata dengan lembut.
“Ayra kenapa sayang? Nasihat apa yang telah Ayra langgar?”
“Ayah, Ibu,…maafkan Ayra, Ayra telah berbohong ketika Ayra bilang Ayra mau pergi dengan Bella ketika libur semester. Sebenarnya Ayra pergi dengan Fahri.”
“Apa? Fahri? Maksud kamu, kamu…” kata Ayah terkejut
“Ayah biarkan Ayra berbicara dulu”ujar Ibu menenangkan Ayah
“Ya Yah, Ayra kemaren janjian sama Fahri ditaman. Ayra tau Ayra telah mengkhianati kepercayaan yang Ayah dan Ibu berikan kepada Ayra. Tapi Yah, Ayra juga mau merasakan jatuh cinta dan memiliki pacar seperti teman Ayra di sekolah. Apa Ayra salah Bu?”
“Ayra jatuh cinta itu tidak salah salah sayang. Yang salah adalah cara Ayra memaknainya. Ayra boleh merasakan cinta tapi tidak dengan pacaran. Ayra masih ingat kata-kata Ayah kalau pacaran hanya boleh setelah menikah. Pacaran itu banyak mudharatnya sayang seperti kamu malas belajar karena sibuk memikirkan dia, dan sering melamun jadinya. Cinta yang Ayra rasakan sekarang ini hanyalah cinta semu. Kalau Ayra mau cinta Ayra abadi, serahkan cinta itu seutuhnya kepada Allah. Dengan begitu Ayra akan lebih mudah memaknai dan bersikap dikala cinta itu melanda Ayra. Ayah dan Ibu sangat berharap Ayra bisa fokus untuk sekolah dan kuliah dulu. Setelah waktunya tiba, cinta itu akan datang dengan sendirinya”  kata Ibu mengakhiri nasihatnya. Aku hanya mengangguk
“Ayah, Ibu maafkan Ayra ya. Ayra tidak akan mengulangi kesalahan ini lagi. Ayra berjanji kepada Ayah, Ibu dan diri Ayra sendiri untuk mencapai cita-cita Ayra dulu dan bisa membahagiakan Ayah dan Ibu. Dan untuk urusan cinta, Ra akan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah swt. Terima kasih Ayah, terima kasih Ibu. Ayra akan berusaha mewujudkan impian Ra. Ayra sayang Ayah dan Ibu ” airmata ku kembali mengalir.
“sini Nak, Ayah bangga padamu walaupun kamu sempat membuat Ayah kecewa tapi karena keberanianmu. Kecewa itu sirna. Ayah percaya, pengalaman ini akan membuatmu lebih arif lagi memaknai hidup. Tujuan Ayah mendidik kamu dan Dhafi sedikit keras agar kalian tidak mensia-siakan masa remaja kalian” kata Ayah sambil mengusap kepalaku.


Mendengar penuturan Ayah, airmataku semakin deras karena aku telah berburuk sangka kepada Ayah. Baru sekarang aku merasakan kebenaran dari apa yang ayah ajarkan kepadaku. Walaupun awalnya aku memberontak dengan semua larangannya. Tapi setelah pengalaman ini aku sadar akan satu hal bahwa semua perkataan ayah dan Ibu benar adanya. Mungkin inilah dari akhir cerita cintaku. Walaupun cinta pertamaku berakhir tidak seperti yang kuharapkan. Tapi aku tetap bersyukur karena aku telah banyak mendapat pelajaran berharga dari semua ini. Aku yakin Allah mau menunjukkan kepadaku atas semua kekeliruanku selama ini dan mungkin Allah mau menjagaku dari segala keburukan yang akan terjadi kalau hubunganku dan Fahri masih berlanjut.
“Terima kasih Allah” ucapku penuh hikmat.
Aku yakin akan satu hal bahwa cinta tak selamanya indah, cinta juga bisa membawa duka. Tapi bagiku, cinta yang kualami tak akan pernah kusesali karena cinta ini membawa hikmah buatku. Tanpa kusadari, Aku telah menyukai bahasa inggris dengan tulus. Walaupun hubunganku dengannya telah berakhir tapi rasa cintaku kepada bahasa inggris tidak akan pernah pupus. 
♥♥♥