Selasa, 18 Oktober 2011

Cerpen Remaja Islami: Susahnya Ungkapkan Cinta

Cerpen Remaja Islami
 
SUSAHNYA UNGKAPKAN CINTA
Suara kicauan burung dan segarnya udara dipagi yang indah itu menambah keceriaan matahari menampakkan sosoknya yang begitu berani. Sosok yang menghangatkan semua makhluk yang merasakan kehadirannya. Pagi yang indah itu akan sirna dikala banyaknya kendaraan yang memadati jalanan. Kendaraan yang mengeluarkan suara bising ditambah lagi dengan polusi yang menyesakkan dada.
Tapi bagi Rafky pagi ini adalah pagi yang indah karena matanya kembali menangkap wajah yang beberapa hari ini telah mengusik pikirannya. Wajah yang begitu teduh dan cerah seperti sinar matahari pagi. Rafky terus menatap cewek yang mempunyai wajah teduh didepannya. Walaupun jaraknya agak jauh tapi bagi Rafky, ia begitu dekat dengan si empunya wajah. Dia membayangkan seandainya cewek itu menjadi wanitanya maka ia tak akan menyia-nyiakannya. Dia senyum sendiri membayangkan itu semua. Untuk beberapa saat Rafky terdiam memperhatikannya wanita tersebut. Tapi untungnya Rafky segera menyadari bahwa tindakannya akan membuat teman-temannya : Denis dan Arsyil curiga. Dia segera merubah pandangannya kearah seluruh penghuni kafe dan kearah Denis dan Arsyil. Ternyata Denis dan Arsyil lagi asyik dengan sarapannya. Kafe Ceria emang terkenal dengan aneka makanannya dan murah meriah, suasananya yang nyaman bikin anak-anak betah berada disana. Hal ini juga dirasakan oleh Rafky dan gengnya sehingga mereka menjadi pelanggan tetap bahkan udah nempel kayak perangko.
Tiba-tiba cewek berjilbab dan berwajah teduh itu bangkit dari tempat duduknya dan menuju kasir dan berjalan keluar kafe dan melewati meja tempat Rafky dan teman-temannya sarapan. Secara spontan Rafky berkata
wow that is a beautiful girl”. Kata Rafky sambil menatap seorang gadis yang lewat didepannya.
Teman-temannya, Denis dan Arsyil langsung melihat tatapan Rafky. Mereka bingung.
“Ky, lu gila atau kehabisan obat. Cewek kayak gitu lu bilang cantik, oh my god” kata Arsyil sambil memegang jidatnya.
Tiba-tiba, lewat cewek cantik dan seksi sambil tertawa renyah. Denis menunjuk cewek itu.  “itu baru namanya cewek cantik”
Rafky menjawab sambil mencibir “bagi gue, cewek itu biasa aja coz menang di bodi doank.” Arsyil menengahi adu mulut tersebut
“ stop…stop…gue dukung pendapat Denis 100 persen tapi bisa lu jelasin kenapa lu bilang cewek berjilbab tadi cantik coz biasanya selera makanan dan urusan cewek kita selalu kompak, kok sekarang lu berubah haluan.”
“Ok gue jelesin. Dengarkan baik-baik : first, gue udah bosan liat cewek kayak gitu, kalau cewek yang satu ini memiliki wajah yang teduh dan tenang. Second, her performance is good. Maksud gue penampilannya enak aja dilihat.longgar dan nyantai. And the third, ramah ma semua orang.” Kata Rafky sambil senyum-senyum
“ya Ky, tapi kami heran aja. Kok lu bisa tahu semua tentang cewek aneh itu. Jangan-jangan lu sudah lama memperhatikannya” tambah Denis lagi.
”Yuph frankly gue suka ma dia, cuma gue malu mengakuinya didepan kalian coz dia beda banget dibanding mantan-mantan gue.” Rafky
“ha…apa??? lu suka ma cewek itu?? oh my gosh kayaknya dunia mau kiamat ni” Denis sambil meledek cewek berjilbab tadi.”
“gue jadi tambah bingung, bisa lu jelesin secara detail?” Arsyil
“Ok gue akan menjelaskannya kapan pertama kali gue  ketemu ma dia tapi sebelum gue cerita ada dua syarat yang harus kalian penuhi. Pertama, kalian jangan pernah lagi bilang dia itu cewek aneh dan yang kedua, kalian harus mendengarkan dengan baik dan tidak ada komentar sebelum gue selesai menceritakannya. Gimana?
” Ok, kami setuju” kata Denis mewakili Arsyil.
Dua hari yang lalu. gue pergi ke toko buku untuk membeli komik inuyasha edisi terbaru. Pas gue lagi asyiknya memilih komik, tiba-tiba ada seorang cewek berjilbab menghampiri rak buku dekat gue. Dan mengambil komik inuyasha juga yang edisi terbaru. after that, dia langsung bayar kekasir. yang gue herankan, masa’ cewek berjilbab juga suka baca komik. Komik Inuyasha lagi”
“y tak apa-apa toh, dia juga manusia dan dia juga masih remaja kayak kita kan. Wajar donk” kata Denis sambil menyela cerita Rafky. Rafky hanya diam tanpa kata. Kayak lagunya D’Masive aja ya, hehe....Denis langsung sadar dan minta maaf kepada Rafky coz kebiasaan Rafky adalah dia akan berhenti bicara kalau ada yang menyelanya kecuali orang itu minta izin dulu kepada dia.
“bisa gue lanjutkan” Rafky
“sok atuh” Kata Arsyil nyengir kearah Denis.
“awalnya sih gue juga mikir kayak lu Den, tapi ada satu peristiwa yang membuat gue ingat terus ma dia. Pas dilampu merah, gue melihat dia lagi bantuin nenek menyebrang. Saat itu hati gue langsung berkata. cewek ini benar-benar mulia hati nya sama dengan keteduhan wajahnya. Gue jadi lamunin dia. Tapi klakson mobil dibelakang menyadarkan gue dari lamunan. Gue langsung tancap gas, tapi gue masih melihat dia dari kaca spion.
“Ky boleh gue menyela sebentar gak?” Arsyil
Anggukan Rafky tanda setuju. “bagi gue itu belum bisa dikatakan istimewa coz gue juga pernah lihat kejadian seperti itu. Tapi yang bantuinnya bukan cewek seh tapi kakek-kakek ”
“ya iya lah gak istimewa, jangan-jangan kakek itu suaminya si nenek” jawab Denis
“kayaknya iya Den” jawab Arsyil lugu
“dasar lu ye…” balas Denis sambil menjitak kepala Arsyil. Arsyil meringis sakit. Dan Rafky senyum-senyum melihat tingkah teman-temannya.
“udah-udah stop berantemnya, menurut lu berdua apa yang harus gue lakukan?” Rafky
“Kalau menurut gue sih, pertama lu so pasti harus penjajakan dulu ma dia trus baru dech saying your love to her. Seperti biasa yang lu lakukan ma mantan-mantan lu. biasanya lu pedekate paling lama sebulan setelah itu cewek pasti klepek-klepek ma lu” Denis
 “itu gue juga udah tahu Den, gue pengen yang beda ma dia karena gue udah jatuh cinta ma dia. Lu berdua bisa bantu gue kan? ”
so pasti bisa donk, gak mungkin kan sebagai teman kami gak bantu  apalagi soal mengejar cinta. Ya gak Den?” Kata Arsyil dengan semangat 45 nya
that’s right, betul banget. Tumben lu pintar Syil. Kesetrum apa lu tadi.” Denis. He…he…. Langsung Rafky dan Denis tertawa berbarengan melihat ekspresi wajah bulat Arsyil yang sumringah. kalau melihat Arsyil senyum mukanya jadi tambah lucu, menggemaskan.
                                   JJJ
Besoknya, mereka bertiga mulai membuat strategi jitu agar mendapatkan banyak informasi. Denis ditugaskan ngikutin cewek berjilbab itu mulai dari cewek tersebut pulang kuliah sampai pulang kerumah. Tugas Denis dimulai hari ini, Sedangkan tugas Arsyil dimulai besok pagi karena mendapat tugas mencari biodata cewek itu dan semua kegiatan yang dia ikuti dikampus.
Setelah perkuliahan selesai Denis memulai misinya, dia membawa teropong yang dia pinjam dari anak Mapala, tau kan Mapala tu apa?. Itu lho mahasiswa yang suka menaklukan alam. Denis mulai mempersiapkan kebutuhan untuk jaga-jaga, mulai dari bawa minuman ampe bawa snack (Ini mau buntutin orang atau pergi hiking  ya). Rafky dan Arsyil sampai bingung dibuatnya. Tapi Rafky berpikir lagi, gak apa-apalah yang penting dia bisa mendapatkan informasinya. Setelah persiapannya klop dia segera meluncur ke parkiran untuk mengambil motor bututnya. Denis memang beruntung karena diparkiran cewek itu sudah ada didekat mobil putihnya. Sepertinya dia akan pulang karena cewek itu mengeluarkan kunci mobil dan meraih gagang pintu mobil, itu menurut penafsiran sementara Denis (sok dramatis banget ya kata-katanya) . Tak lama mobil itu meluncur dengan tenang ke arah jalan raya. Denis  segera mengambil motor bututnya dan mengejar mobil itu. Diperjalanan Denis berpikir kalau saja mobil itu berjalan dengan kecepatan tinggi Denis pasti tidak akan bisa mengejarnya maklum motor Denis sudah tua. Ketika Denis sibuk dengan pikirannya tiba-tiba motornya mogok. Denis kaget dan kesel karena misinya gak sesuai dengan rencana awal. Lalu Denis berkata kepada motor bututnya
“ayolah sayangku, cintaku jangan ngambek donk gue kan mau bantuin Rafky untuk mendapatkan informasi tentang cewek itu” Ajaib memang kata-kata Denis, motor bututnya tiba-tiba hidup ( jangan-jangan motor butut Denis cemburu kali ya liat Denis buntutin mobil cewek itu, apalagi cewek itu kan cantik. Hehe….Mang ada hubungannya ya. Auk ah, lanjutin lagi ya bacanya). Dengan semangat Denis melanjutnya perjuangannya tapi dia kehilangan jejak mobil cewek berjilbab tersebut. Denis menyadari kebodohannya karena dia tadi sibuk dengan motornya dan lupa memperhatikan arah mobil itu melaju. Memang dia apes banget hari ini, ditambah lagi cuaca panas yang menyengat. Dia lalu meminggirkan motornya dan mengambil minuman yang ada didalam tasnya.
“ wah..lega banget rasanya setelah minum, untung aja gue ingat bawa air jadi gak perlu beli dan bisa irit juga. Maklum anak kost. Hehe…” katanya dalam hati menyadari kepintarannya
Tiba-tiba ada cewek berjilbab yang membeli air dikios kecil tak jauh dari tempat Denis. Cuma dihalangi oleh satu mobil. Dia lalu berkata lagi dalam hatinya
“Pasti cewek itu kehausan juga coz cuaca memang lagi gak bersahabat” Tapi cewek itu masuk kedalam mobil putih. Dia kembali berbicara dengan hatinya, “gak mungkinlah dia kepanasan, wong dia bawa mobil sebagus itu pasti ada ACnya donk. Mungkin aja dia lagi haus. Tapi kok rasanya gue kenal dengan cewek itu.” Dia langsung memukul jidatnya dan berkata
 “itu kan target gue, duh.. kok jadi ketularan Arsyil gini sih, apa karena gue sekamar ma dia. Tauk ah… nanti aja gue pikirin lagi coz yang penting sekarang adalah mengejar mobil cewek itu”
Kali ini Denis benar-benar kaget soalnya cewek kemana-mana bawa mobil masa’ singgah ke perumahan kumuh seperti ini.
“Apa jangan-jangan dia pura-pura jadi orang kaya” Denis mulai mengeluarkan prasangka buruknya. Sedangkan iblis disampingnya membetulkan kata-katanya (kejam banget ya iblisnya).
Denis memakirkan motornya agak jauh dari tempat cewek tesebut berhenti. Sebelum cewek itu masuk kesebuah rumah yang sangat kecil Denis bertanya kepada bapak-bapak yang lewat di sampingnya.
“pak, cewek berjilbab itu tinggal dirumah itu ya pak?”
“gak mungkinlah mas dia tinggal didaerah seperti ini, dia kan anak orang kaya. Dia cuma mampir aja dan biasanya dia mengajar anak-anak putus sekolah dibawah tenda darurat disana” seraya bapak-bapak itu menunjuk ketempat yang dimaksud.
“O gitu, makasih ya pak”
Betul apa yang dikatakan bapa-bapak tadi. Selang beberapa menit kemudian, cewek berjilbab itu keluar dari rumah tersebut menuju tenda darurat dan diikuti oleh anak-anak kecil yang kumal. Ternyata dugaan Denis salah, Dia berdecak kagum melihat cewek itu mengajar anak-anak yang kumal itu. Segera dia menulis dibuku detektifnya.
Sorenya baru cewek itu pulang kerumahnya. Rumahnya besar banget ditambah lagi halaman yang luas seluas lapangan bola kaki. Pembantu cewek itu lalu tergopoh-gopoh membukakan gerbang rumahnya. Setelah cewek itu masuk kerumahnya, tanpa membuang-buang waktu lagi, Denis langsung menghampiri pembantu cewek berjilbab itu. Pembantu itu ge-er ketika Denis mendekatinya, apalagi wajah Denis bisa dikategorikan lumayan keren.(Sorry ya Den bukannya gue gak mau muji lu banyak-banyak tapi wajah lu belum bisa mengalahkan Kim Bum. Itu tu personil BBF he…he...)
“maaf mas, cari siapa ya? Apa mas nyari saya, tapi maaf ya saya gak kenal ma sampeyan” Tanya pembantu itu sambil cengar-cengir kearah Denis
“siapa yang mau nyariin lu, pede amat sih jadi orang, ngaca dulu donk.”ucap denis dalam hati, tentu saja kata-kata ini gak dikeluarinnya. Bisa-bisa nanti dia gak dapat informasi. Kalau bukan karena misinya, dia gak akan mau deketin pembantu centil ini. Dengan gaya pura-pura sopan dia menjawab(karena sebenarnya Denis geram melihat tingkah pembantu centil itu)
“gak kok mbak, saya cuma mau tanya tentang cewek yang keluar dari mobil tadi.  Apa dia adiknya mbak? soalnya mbak mirip banget ma dia (padahal wajah pembantu itu jauh banget dibanding wajah cewek berjilbab tadi)”
“Ah mas bisa aja, dia kan anak yang punya rumah ini, saya cuma pembantu disini. Maklum orang susah tapi saya jujur lho mas” kata pembantu seraya mencubit pinggangnya Denis. Denis jadi ilfil melihat tingkah pembantu itu. “udah tau orang susah masih aja centil kayak gitu” kata Denis membatin.
“Dia masih kuliah kan? Trus apa-apa aja kegiatan dia selain kuliah. Mmbak pasti tau donk, mbak kan pembantunya” Ujar Denis
“Ya iyalah saya tau, tapi saya dapat apa kalau saya memberi tahu mas”
Denis bingung, ini pembantu mafia juga otaknya. Tapi Denis punya ide brilliant
“aman aja mbak, nanti saya kasih mbak hadiah spesial dari saya. Tapi mbak harus memberi saya informasi lengkap tentang dia”
“Ok tapi mas pegang janji ya”
“ya” kata Denis mulai kesel
“Dia memang masih kuliah mas, sekarang dia tingkat 2 kayaknya dia seumuran mas. Kalau kegiatan dia sepulang kuliah, mengajar anak-anak yang putus sekolah diperumahan kumuh. Dia anak satu-satu nya dan sangat disayangi oleh bapak dan ibu. Tapi dia mandiri lho mas ditambah lagi baik banget sama semua orang. Saya aja gak pernah dibentak-bentaknya. Saya benar-benar nyaman bekerja dirumah ini. Beda banget ma tempat saya bekerja dulu…”
Denis segera memotong perjelasan mbak tadi soalnya kalau kelamaan takutnya ada yang curiga ma dia.
“O gitu ya mbak, makasih ya mbak informasinya” kata Denis langsung tancap gas tanpa mempedulikan panggialn dari si mbak tadi.
“Mas…mas…tunggu dulu, mana hadiah buat saya tadi”
Denis merasa informasinya udah lengkap dan dia juga udah capek maka dia segera  pulang kekost nya. Sesampai dikost dia menulis semua informasi tersebut dalam buku detektifnya coz kalau gak ditulis takutnya nanti lupa.
    JJJ
Besoknya, giliran Arsyil yang membuntuti cewek berjilbab itu. Arsyil beruntung sekali soalnya dia gak ada kelas hari ini. Jadi dia bebas membuntuti cewek tersebut tanpa ada beban. Kalau masalah kuliah Rafky, Denis dan Arsyil gak pernah ketinggalan karena bagi mereka itu adalah bekal buat masa depan meraka (cie…te o pe be ge te ya prinsipnya). Balik lagi ke misi Arsyil tadi. Ternyata cewek itu sudah berada dikelasnya dan kayaknya cewek itu siap-siap mau keluar. Arsyil mengambil buku dalam tasnya dan pura-pura baca buku agar cewek itu nggak curiga. Cewek itu keluar dari kelasnya dan berjalan menuju perpustakaan. Arsyil terus membuntutinya dan sesekali menulis didalam buku detektifnya Denis.  Ternyata satpam di pos jaga mulai curiga  dengan gerak geriknya Arsyil gara-gara  membuntuti cewek itu tapi untungnya dia gak ketahuan. Biar gak ketahuan dia pura-pura mengambil hp dalam tasnya dan sibuk menekan-nekan tombol seakan mau membalas sms. Sialnya, dia malah kecebur ke got gara-gara nggak melihat got didepannya. Satpam yang tadi ngeliatin Arsyil ketawa terpingkal-pingkal. Dia jadi malu dan bête berat hari itu tapi demi Rafky, dia lanjutin perjuangannya walaupun sepatunya juga udah basah. Dia menunggu cewek tadi diluar perpustakaan dan Arsyil berharap cewek itu pulang agar tugas nya selesai tapi Arsyil salah, cewek itu ternyata pergi ke sekretariat Hima (Himpunan Mahasiswa). Cewek itu nggak keluar-keluar dari ruangan itu terpaksa Arsyil menunggu cewek itu diluar sambil duduk (duh.. kacian ya Arsyil). Beberapa jam kemudian barulah cewek itu keluar menuju tempat parkir. Baru lah Arsyil tenang karena tugasnya udah selesai. Tapi ada yang dia lupakan, segera dia menuju ruang ADM untuk mencari biodata si cewek. Setelah selesai menyalin biodata cewek itu barulah dia pulang dengan wajah 4L : Laper,lemah,lesu dan lunglai.
                                                               JJJ
Setelah dua hari mereka mengikuti cewek itu, Denis dan Arsyil sudah mendapatkan semua informasi tentang cewek itu. Paginya, Denis langsung menyerahkan kepada Rafky
“Ky, ini semua informasinya sudah gue tulis dalam kertas dan lengkap dengan alamatnya”. Rafky senyum puas mengambil kertas yang dipegang oleh Denis sambil berkata “ Thank’s bro…Oh ya, lu gimana Syil?”
“Udah donk, pi gue dapat accident kecil kemaren.  Lalu Arsyil menceritakan kejadian yang dia alami kemaren. Selesai mendengar cerita Arsyil, Rafky dan denis langsung mengeluarkan ketawanya yang ketahan dari tadi.
“ha..ha… lu keren banget Syil, patut kita rayain ni. Ya gak Ky??” Denis
“Betul banget, nanti habis kuliah Mr Edward. we go to caffe, gue bakal traktir kalian coz kalian udah menjalankan misi dengan baik. And once more, thank’s a lot.” Rafky
“Ok’s banget itu Ky” kali ini Arsyil yang bersuara.
Rafky lalu membaca semua informasi tentang cewek misterius itu. “oh ternyata namanya Quinsha Pertiwi, keren juga namanya”
              JJJ
Selesai kuliah Mr Edward mereka langsung menuju kantin. Setiba  dikantin, mereka langsung memesan makanan kesukaannya mereka yaitu mie ayam plus bakso. Kalau masalah makanan mereka sih kompak banget tapi dalam belajar mereka beda 180 derajat. Kalau Arsyil suka hitung-hitungan seperti statistic. Sebenarnya Arsyil mau ngambil jurusan matematika tapi karena dia lulus jurusan bahasa inggris. Jadi mau gak mau dia harus ngambil coz dia mahasiswa PBUD sedangkan Denis suka speaking dan listening.  dan Rafky lebih  suka grammar. Walaupun kegemaran mereka beda tapi visi mereka sama yaitu cepat menyandang gelar sarjana. Juga kemampuan mereka dalam hal ngomong bahasa inggris gak bisa diragukan lagi. Ya ya lah mereka pintar ngomong bahasa inggris namanya juga mahasiswa bahasa inggris. Tapi yang paling menonjol adalah Denis.   
Ketika pesanan mereka datang, mereka langsung menyantapnya tapi ada yang menarik perhatian Rafky yaitu Quinsha. Quinsha lewat didepan Rafky dengan beberapa temannya. Kali ini Rafky berniat nyamperin Quinsha tapi Denis menahannya karena menurut Denis sekarang belum waktunya. Rafky mengikuti saran Denis, dia tidak jadi menghampiri Quinsha. Selesai makan mereka pulang kerumah masing-masing. Di kamar, Rafky kembali teringat Quinsha. Dia sudah berusaha menghapus bayangan Quinsha tapi dia tak bisa. Tiba-tiba dia teringat perkataan Denis.
“Ky, kalau kamu mau deketin Quinsha kamu harus mengikuti semua kegiatan dia setidaknya kegiatan dia yang dikampus, dengan cara itu kamu bisa sering ketemu ma dia” Rafky mempertimbangkan perkataan Denis. Setelah lama mempertimbangkannya akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti sarannya Denis. Langsung dia ambil hpnya dan menghubungi Denis.
“Den, Gue setuju dengan ide lu tadi. kapan bisa gue mulai?”
“gimana kalau besok pagi aja sekalian lu register” Denis
“Ok Den” kata Rafky mengakhiri panggilannya
                JJJ
Dikampus Rafky sibuk mendaftarkan diri ke semua kegiatan yang diikuti oleh Quinsha. Mulai dari HIMA,  jurnalis koran kampus, kerohisan bagian ikhwan, dan ada satu lagi kebiasaan Quinsha yaitu dia rajin keperpustakaan, buat yang satu ini dia gak perlu mendaftarkan diri menjadi anggota pustaka karena sejak masuk di universitas itu, dia sudah menjadi anggota pustaka. Cuma dia jarang kepustaka. Setelah dia pikir semuanya selesai, dia menghembuskan nafas lega. Sebenarnya dia capek bolak balik dari sekretariat satu ke sekretariat yang lainnya tapi karena niat yang kuat untuk dekat dengan Quinsha maka apa pun yang terjadi akan dijalaninya. Sekarang tinggal menunggu tahap orientasi dan penyeleksian dari setiap kegiatan.  Tahap orientasi dan tahap penyeleksian dimulai minggu depan.
Minggu yang ditunggu telah datang, dia optimis akan lolos ke semua kegiatan yang dia ikuti.  Hari  pertama yaitu orientasi dan tahap penyeleksian HIMA, dengan mudah dia lolos karena tesnya sangat mudah bagi Rafky yaitu interview. Rohis dia juga lulus tapi bidang jurnalis koran kampus dia nggak lolos karena peminatnya banyak sekali tentunya  opini mereka juga bagus-bagus. Berbeda banget dengan opini Rafky biasa-biasa aja. Rafky kecewa dan lelah dengan semua tes ini. Sorenya dia pulang kekost karena tesnya sudah selesai. Setiba dirumah dia langsung berbaring di kasurnya. Beberapa saat kemudian dia tertidur.
     JJJ
Besoknya dikelas, dia menceritakan kepada Denis dan Arsyil bahwa dia capek dengan semua ini.
“Menurut kalian gue harus gimana?” ujar Rafky dengan wajah terkulai
“Lu gak boleh berhenti ditengah jalan kayak gini donk” Denis. Arsyil langsung menimpali perkataan Denis
“Maksud lu berhenti tengah jalan? Lu sedeng ya, Rafky kan gak lagi dijalan”
“Rafky mang gak lagi dijalan tapi maksud gue, dia kan udah mendaftar dan mengikuti semua tes. Ngapain coba berhenti…begono Syil” jawab Denis dengan menatap geram kearah Arsyil
Arsyil cuma menjawab “ O…”
“Jangan berantem donk, gimana ni pendapat kalian” Rafky
“Lanjutin aja” kata Denis dan Arsyil berbarengan.
Akhirnya Rafky mengikuti semua saran teman-temannya. Awalnya dia memang tersiksa banget dengan kegiatan dia yang banyak ditambah lagi tugas kuliah yang harus dia selesaikan. Tapi setelah beberapa minggu dia sudah mulai menikmatinya, tugas-tugas kuliahnya pun selalu selesai tepat waktu dan dia sering ketemu ma Quinsha. Baik itu di rapat yang diadakan HIMA maupun diperpustakaan. Tak jarang pula mereka berangkat bareng keperpustakaan sambil ngobrol-ngobrol ringan. Denis dan Arsyil heran melihat kedekatan Rafky dengan Quinsha ditambah lagi gossip yang beredar bahwa mereka telah jadian. Mereka nggak percaya akan hal itu. Saking penasaran mereka lalu memanggil Rafky yang lagi asyik ngobrol dengan Quinsha.
“Rafky…”panggil Denis
“Ya Den” jawab Rafky. Lalu Rafky minta izin kepada Quinsha untuk menemui teman-temannya.
“Sha, kamu duluan aja. Aku mau menemui mereka dulu ya”
“Ok” Quinsha sambil berlalu
“ Gimana pedekate lu ma Quinsha. Ini udah hampir satu bulan lu pedekate ma dia. Pasti lu sudah berhasilkan! Kok lu gak ngasih tau kami sih. Seharusnya kami duluan yang tahu, ini nggak kami tahu dari gossip-gossip murahan” ujar Denis emosi
“Sabar dulu bro, lu udah tau kan kalau gossip itu murahan! Jadi jangan mudah percaya gitu. Lu berdua harus percaya ma gue. gue belum berhasil. Tapi rencananya dalam waktu dekat ini gue bakal nembak dia dan menjadikan gossip murahan itu jadi kenyataan.”
“Kok bisa lu belum nembak dia?” ujar Arsyil juga tak sabar
“Gue lagi sibuk ngurusin kegiatan gue. Rencananya awal bulan ini gue mau nembak dia, lu berdua mau kan bantuin gue lagi!”
“Tumben lu lama amat pedekatenya tapi kami akan membantu lu” ujar Denis sambil menatap heran kearah Arsyil. Arsyil Cuma mengangkat bahunya. Pertanda dia juga heran.
Ternyata awal bulan pun Rafky belum bisa menyatakan cintanya kepada Quinsha karena dia terlalu sibuk begitupun dengan Quinsha. Jadi gak mungkin dia menyatakan cinta kepada Quinsha. Karena dia nggak mau merusak konsentrasi Quinsha. Dia berpikir sejenak dan tiba-tiba dia mendapat ide bagus. Akhirnya dia memutuskan minggu depan dia akan menyatakan cintanya. Dia langsung menghubungi temannya dan menyusun strategi.  Karena Rafky dan teman-temannya beda kost jadi Rafky meminta teman-temannya tidur dikost dia  karena kost dia jauh lebih besar dibandingakn kostnya Denis dan Arsyil.
Rafky lalu menjelaskan rencananya. Rafky mengatakan kepada Denis dan Arsyil bahwa bangku yang ada ditaman belakang kampus bakal dia jadiin tempat penembakan dan bangku itu akan ia hiasi dengan mawar putih (bunga kesukaan Quinsha). Denis dan Arsyil mengangguk tanda setuju.  Yang jadi permasalahan Rafky sekarang adalah cara mengungkapkan cintanya kepada Quinsha. Denis langsung ambil bagian.
“kalau bagian tembak-menembak serahin aja ma gue” Ujar Denis sombong
Semalaman sutuk Denis mengajari dia tapi dia tetap aja tidak hafal dan malah kelihatan grogi banget. Lalu Denis menyuruh Rafky untuk cuci muka agar groginya hilang. Kayak orang mau baca ijab Kabul aja.he..he….Dia bingung sendiri kok bisa se-grogi ini padahal sebelumnya dia gak pernah diajari oleh Denis.
“Mungkin ini yang dinamakan cinta” pikirnya. Ternyata saran Denis manjur, karena  sekarang Rafky sudah hafal dan bisa ngomong lancar lagi.
        JJJ
Dihari yang telah ditentukan, Rafky kembali melafalkan kata-kata yang telah diajari oleh Denis tadi malam sebelum Quinsha datang ketempat itu. Entah kenapa perasaan groginya kambuh lagi( mang penyakit,hehe…). Dia udah bolak bolik mencuci muka ditoilet. Tapi tetap aja dia tidak bisa menghilangkan groginya. Sedangkan Arsyil kebagian tugas memanggil Quinsha. Saat Arsyil memanggil Quinsha, Quinsha berada dikelas dan dia sedang ngobrong ma teman-teman.
“Quinsha” panggil Arsyil
Quinsha menoleh dan mencari sumber suara. “ ya, ada apa? Bukannya kamu temannya Rafky ya?
“ya Sha, tadi Rafky berpesan ma aku untuk memanggil kamu. Kamu diminta menemuinya ditaman belakang”
“mang ada…” sebelum Quinsha menyelesaikan pertanyaannya Arsyil udah lari keluar secepat kilat
setelah tugas Arsyil selesai. dia kembali ketempat Rafky bersama Denis sambil berkata
“sebentar lagi dia datang, good luck yaujar Arsyil
“gue akan doain lu tapi lu jangan nervous  gitu donk, nyantai ja bro” Denis
“ ya ni, gue bingung kok bisa sih gue se-grogi ini, tapi thank’s ya doanya” Rafky
Setibanya Quinsha ditempat yang telah dipersiapkan. Tempat yang udah diatur Rafky tentunya biar keliatan romantis. Tempat duduk yang dihiasi bunga-bunga mawar putih kesukaan Quinsha. Quinsha sedikit heran melihat tempat itu tapi dia berusaha cuek aja. Setelah melihat Rafky dia langsung menegur Rafky.
“ada pa Ky? Kok manggil aku kesini, apa kamu lagi ada masalah trus kamu mau curhat ma aku disini?” Quinsha
“ya aku ada masalah Sha, dan masalah ku ini sudah lama aku simpan tapi sebelumnya kamu mau berjanji gak akan marah ma aku kan!” jawab Rafky dengan gugup
“Ok, aku janji tapi kenapa aku harus marah. kalau aku bisa bantu masalah kamu, pasti aku bantu.” ujar Quinsha agak bingung.
Mendengar pernyataan Quinsha tadi dia merasa agak tenang tapi sebelum memulai pembicaraan Rafky menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan kembali agar groginya bisa kurang. Itu kata Denis sih.
“Sha, sebenarnya sudah lama aku menyampaikan ini kepada kamu tapi aku gak punya keberanian. Aku takut setelah aku menyampaikannya kamu nggak mau lagi berteman dengan aku.” Rafky diam sejenak dan kembali menarik nafas. “Sha, aku mencintaimu”
“what?” kata Quinsha kaget. Quinsha bagai mendengar petir disiang bolong karena dia gak percaya sama sekali kalau Rafky akan mengatakan hal itu. Hal yang sudah lama dia lupakan, hal yang pernah membuat dia patah hati untuk pertama kalinya. Quinsha kembali teringat ketika dia putus dengan Evan, cowok yang dicintainya sepenuh hati tapi cinta Evan buat dia hanyalah cinta palsu. Tanpa memikirkan perasaan Quinsha, Evan menduakannya. Dari masalah itulah dia belajar bahwa cinta kepada Allahlah yang abadi. Cinta yang tak mengharapkan pamrih dan cinta yang menyejukkan jiwa. Dengan berusaha tenang Quinsha mengatakan penolakannya
“Ky, aku sangat menghargai perasaanmu dan aku juga sangat berterima kasih atas keberanianmu tapi maaf aku benar-benar gak bisa”
Rafky berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk menanyakan alasan Quinsha
“mang kenapa Sha, kamu nggak suka ma aku?  atau kamu sudah punya…
Cepat- cepat Quinsha memotong pernyataan Rafky.
“bukan gitu Ky tapi aku benar-benar gak bisa”
“tapi kenapa Sha? Beri aku alasan?” ujar Rafky setengah putus asa
“Ky, aku sudah menganggapmu sebagai teman. Untuk sekarang ini aku ingin konsentrasi dulu kuliah dan juga belajar mencintai Allah dengan sepenuh hati. Aku takut kalau aku menerima cintamu, cintaku kepada Allah akan berkurang. Aku harap kamu bisa memaklumi aku, aku percaya suatu saat nanti kamu pasti bisa memahami kata-kataku. Maaf ya Ky, aku gak bisa lama-lama karena temanku udah nunggu dikelas. Aku duluan ya. Oh ya Ky, kita akan tetap berteman kok. Jadi gak usah khawatir.” Setelah mengatakan penolakannya Quinsha menjadi sedikit tenang Karena Quinsha sebenarnya tahu kalau Rafky sudah lama menaruh hati kepadanya.
Rafky hanya bisa mengangguk mendengar penuturan Quinsha dan berusaha menyunggingkan sekilas senyum sebelum Quinsha berlalu. Setiba dirumah kata-kata Quinsha masih terngiang ditelinganya. Dia agak sulit menerima keputusan Quinsha karena ini pertama kalinya dia ditolak cewek. Tiba-tiba hpnya berbunyi. Di layar hpnya tertera nama Denis. dia mengabaikan telpon dari Denis karena dia ingin  sendiri dulu untuk menjernihkan pikirannya. Malamnya baru dia mau mengangkat telpon dari Denis karena dia merasa gak enak jika mengabaikan panggilan Denis terus.
Asslamu’alaikum Den, what’s going on? Gue ngantuk ni” ujar Rafky beralasan.
wa’alaikumsalam, tumben lu mengucapkan salam, pasti gara-gara Quinsha, bagus…berarti lu udah berhasil ya… kapan ini traktirannya? Lu kok diam aja kalau lu sudah diterima Quinsha.” Kata Denis bersemangat
“gak kok Den, gue ditolak”
Lalu Rafky menceritakan semua kejadian tadi siang kepada Denis. Denis berusaha memberi Rafky semangat tapi kayaknya Rafky udah patah hati banget dan rencananya Rafky ingin mengundurkan diri dari kegiatan yang dia ikuti untuk pedekate ma Quinsha.
“Ky, lu jangan putus asa gini donk, tunjukan ma Quinsha kalau lu bisa menerima keputusan dia. Lagian kalau lu berjodoh ma dia. Dia tetap akan menjadi milik lu”
“ya sih Den, tapi ini berat bagi gue karena ini pertama kalinya gue ditolak cewek”
“Ya, gue tahu Ky, tapi gak mungkinkan lu gak mau ikut kegiatan itu lagi. Lu mau dicap sebagai laki-laki pengecut? Gak kan!
Hanya gelengan yang menjadi jawaban Denis.
“berarti lu gak jadi mengundurkan diri kan!”
“gue janji gak akan mengundurkan diri, Thank’s y Den. Lu dan Arsyil memang sohib yang ngertiin gue ” ujar Rafky lesu
“sama-sama Ky, kan itu gunanya teman. Selalu ada dalam keadaan suka maupun duka”
Setelah mendapat telpon dari Denis tadi, Dia mendapatkan semangat baru untuk melanjutkan hidupnya. Wiis, lebay banget ya kata-katanya.hehe…
Beberapa hari sejak peristiwa itu, Rafky memfokuskan pikiran untuk kuliah dan juga kegiatannya dikampus. Awalnya dia susah buat memulai ngomong lagi dengan Quinsha tapi kata-kata Denis mensirnakan semuanya. Sekarang Rafky sudah bisa menata kembali hatinya dan bersikap sewajarnya dengan Quinsha. Rafky yang sekarang sudah lebih dewasa dan alim karena dia banyak mendapat tambahan ilmu agama dari kegiatan yang dia ikuti dikampus. Begitupun dengan teman-temannnya. Mereka dulu jauh dari Allah sekarang merasa dekat dengan Allah. Karena Rafky mengajak teman-temannya ikut gabung dengan semua kegiatannya. Rafky sangat bersyukur atas kejadian yang menimpanya. Kalau saja Quinsha menerima cintanya, Keadaannya akan sangat berbeda. Dia akhirnya meng-iyakan pernyataan Quinsha ketika menolaknya. Sekarang Rafky sangat enjoy dengan  hari-harinya dan rutinitasnya.
                                                                  JJJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar